Scroll untuk membaca artikel
Ruth Meliana | Elvariza Opita
Jum'at, 27 Oktober 2023 | 18:29 WIB
Bakal capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming naik mobil Maung menjelang mendaftarkan diri sebagai peserta Pilpres 2024 ke kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023). (Suara.com/Novian)

BeritaHits.id - Perkara majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto masih menuai pro dan kontra. Apalagi karena sebagian publik meyakini majunya Gibran adalah buntut dari melemahkan Mahkamah Konstitusi.

Tentu majunya Gibran secara otomatis menggugurkan beberapa nama kandidat lain, seperti Airlangga Hartarto, Yusril Ihza Mahendra, sampai Erick Thohir. Namun di antara nama-nama tersebut, Erick lah yang paling kencang diisukan menjadi cawapres Prabowo sebelum Gibran dideklarasikan.

Namun belakangan beredar spekulasi bahwa Prabowo sebenarnya sejak awal sudah mengincar Gibran sebagai cawapresnya. Bahkan Prabowo disebut-sebut sudah beberapa kali “melamar” Gibran untuk menjadi cawapresnya.

“Kalau buat Prabowo harus Gibran,” tegas jurnalis senior Uni Lubis di tayangan kanal YouTube Total Politik, dikutip pada Jumat (27/10/2023).

Baca Juga: Prabowo Iba Lihat Massa Pendukung Berdiri Berjejalan di Jalan, Publik: Empatinya Luar Biasa

Namun bukan semata demi mengejar elektabilitas, Prabowo dan timnya ternyata punya alasan politis di balik keputusan tersebut, yakni demi memastikan Presiden Joko Widodo tidak lagi bermain politik dua kaki dan cuma memusatkan dukungan kepada Koalisi Indonesia Maju.

“Karena kalau bukan Gibran, Pak Jokowi masih punya kemungkinan main di dua kaki. Jadi dari pihak saya sudah dengar dari bulan yang lalu, buat Pak Prabowo dan tim terdekatnya harus Gibran. Karena mereka juga mau megang, supaya Pak Jokowi bener-bener seribu persen mendukung Prabowo,” ungkap Uni.

“Makanya ditunggu putusan MK. Kalau misalnya sebelumnya sempat terpikir ada Pak Erick Thohir misalnya, ya udah diumumin dari kapan-kapan (sejak lama). Tapi emang dari awal Pak Prabowo itu maunya Gibran supaya memegang seribu persen dukungan Pak Jokowi,” sambungnya.

Hal ini turut diamini oleh jurnalis senior Bambang Harymurti yang terkait dengan elektabilitas Prabowo pasca rekonsiliasinya dengan Jokowi pada tahun 2019 silam.

“Karena Pak Prabowo juga tahu begitu dia gabung ke Pak Jokowi, sebagian pendukungnya hilang, yang anti Pak Jokowi kan hilang. Jadi dia harus mengganti, siapa pengganti pendukungnya itu?” terang jurnalis yang akrab disapa BHM tersebut.

Baca Juga: Elektabilitas Tak Bisa Diwariskan, Pengamat: Belum Jelas Gibran Kuat di Mana

Load More