BeritaHits.id - Dokteri Tifa mengkritisi program penyebaran jentik nyamuk ber-Wolbachia di Indonesia. Ia mempertanyakan mengapa pemerintah ikut serta dalam eksperimen yang dikembangkan oleh Bill Gates.
Lebih lanjut, melalui akun X miliknya, Dokter Tifa juga mengungkapkan jika kematian akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) sangat minim, sehingga tak perlu mengadakan program tersebut.
"Case Fatality Rate (CFR) demam berdarah di Indonesia per 2020, hanya 0,8%. Jumlah kematian minim," ujar Dokter Tifa, dikutip dari akun X @/DokterTifa, Minggu (19/11/2023)
"Lalu, ngapain lagi ikutan eksperimen Bill Gates pakai nyamuk sintetik?" lanjutnya.
Dokter Tifa lantas menjelaskan jika penyebaran nyamuk Wolbachia tersebut menimbulkan risiko, yaitu menghasilkan kerusakan genetik pada organisme yang terpajan, sehingga ada kemungkinan manusia mengalami hal tersebut.
"Metode Genetic Transformation pada nyamuk Wolbachia berisiko menghasilkan kerusakan genetik pada organisme yang terpajan. Andai terjadi risiko pada manusia, pemerintah tanggung jawabnya gimana?" tanya Dokter Tifa.
Tak berhenti di situ, Dokter Tifa juga mempertanyakan mengapa Indonesia mendaftarkan diri menjadi tempat untuk eksprerimen nyamuk ber-Wolbachia tersebut.
"Ada 200 negara di seluruh dunia yang bisa jadi tempat eksperimen nyamuk genetic engineering. Kenaa juga Indonesia harus mendaftarkan untuk jadi tempat eksperimen?" ujar Dokter Tifa.
"Kan gobl**. Kenapa nggak duduk manis dulu, lihat eksperimen itu dilakukan pada tempat lain dulu," pungkasnya.
Baca Juga: 'Mencla-mencle' Pendidikan Gibran: Kuliah di Singapura, Dapat Gelar Sarjana dari Kampus Inggris
Sebagai informasi, pogram penyebaran 20 juta jentik nyamuk Wolbachia yang digagas oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memang menuai pro dan kontra. Percobaan pertama penyebaran nyamuk tersebut rencananya akan dilakukan di Bali.
Diketahui, plan terkait penyebaran nyamuk hasil proyek World Mosquito Program (WMP) ini dilakukan untuk menekan persebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ada di Indonesia.
Berita Terkait
-
'Mencla-mencle' Pendidikan Gibran: Kuliah di Singapura, Dapat Gelar Sarjana dari Kampus Inggris
-
Dokter Tifa Tuding Gibran Cuma Kejar Paket dan Lulusan Setara SMK di Australia: Piye Iki?
-
Dokter Tifa Kuliti Sekolah Gibran di Singapura, Baru Buka Setahun Sebelum Mas Wali Masuk
-
Dokter Tifa Sebut Nama Gibran di Wikipedia Mendadak Berubah dalam Semalam: Gercep Tim IT-nya
-
Inovasi Wolbachia Diklaim Efektif Turunkan Kasus DBD, Teruji Sukses di Berbagai Negara
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Garut Hari Ini, Berikut Info BMKG
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!