BeritaHits.id - Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi menyebut ada sekelompok orang yang ingin mencoba melindungi kasus korupsi besar dengan membela KPK.
Teddy mengungkapkan bahwa kelompok-kelompok tersebut seakan memanfaatkan rengekan Novel Baswedan.
Hal tersebut ia ungkapkan melalui akun Twitter pribadinya @TeddyGusnaidi, Jumat (7/5/2021).
"Mereka memanfaatkan rengekan Novel Baswedan untuk melindungi kasus korupsi besar dan melindungi maling besar. Terlihat seperti membela KPK, padahal mereka ingin KPK tetap menjadi KPK yang lemah yang diisi oleh orang-orang yang tidak punya integritas dan nasionalisme. Ini berbahaya," cuitnya, dikutip Beritahits.id.
Baca Juga: Akhirnya! KPK akan Panggil Azis Syamsuddin di Kasus Walkot Tanjungbalai
Lebih lanjut, Teddy mengungkapkan kelompok yang ingin melindungi para koruptor itu sama seperti kelompok yang ingin merusak citra agama.
"Kelompok yang ingin melindungi maling besar itu (seolah-olah membela KPK) sama seperti kelompok yang ingin merusak citra agama. Mereka berdandan seperti ahli agama seolah-olah pemuka agama, padahal mereka ingin merusak citra agama dengan kelakuan mereka yg barbar. Hati-hati," tambahnya.
Menurut Teddy, pola kelompok tersebut sama seperti saat membela KPK dan agama.
Teddy juga mengungkapkan bahwa KPK merupakan lembaga yang sudah sangat rapuh dan penuh kebobrokan.
"KPK itu lembaga bobrok dari dulu, mereka bertahan karena sensasi dan drama. Maka direvisi UU KPK agar bisa kuat, ternyata masih bobrok. Artinya pelaksana UU nya yang bermasalah, maka KPK bersih2 internal agar bisa melaksanakan UU dengan benar. Nah ini yang ditakutkan para maling," ungkapnya.
Baca Juga: Jumat Keramat, KPK Panggil Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin
Selain itu, Teddy juga menyinggung soal kabar tidak lolosnya Novel Baswedan setelah melakukan tes ASN.
Berita Terkait
-
Enaknya Jadi Setya Novanto: Korupsi Triliunan, Hukumannya Makin RIngan
-
Penggunaan Mobil Dinas untuk Mudik Bisa Kena Pasal Korupsi
-
Izinkan Mobil Dinas untuk Mudik, Wali Kota Depok Bisa Diperiksa dalam Kasus Korupsi
-
Pakar Jelaskan Alasan KPK Tak Perlu Ikuti RUU KUHAP Soal Penyadapan
-
Kritik Keterlibatan Ketua KPK di Danantara, PUKAT UGM: kalau Terjadi Korupsi Mau Bagaimana?
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
-
Klasemen Terbaru: Timnas Indonesia U-17 Selangkah Lagi Lolos Piala Dunia U-17
Terkini
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!
-
Depresi Usai Jadi Korban KDRT, Dokter Qory Mulai Tenang Usai Bertemu Ketiga Anak