Terkuak Fakta Baru Soal G30S dari Surat Cinta Soekarno untuk Ratna Sari Dewi

BeritaHits.id - Peristiwa G30S tentu masih sangat membekas di ingatan banyak masyarakat Indonesia. Apalagi karena pemberontakan tersebut mengakibatkan sejumlah petinggi TNI meninggal dunia dan dianugerahi gelar pahlawan revolusi.

Belum lama ini Menpan RB Abdullah Azwar Anas membocorkan sedikit pengakuan Soekarno terkait dengan peristiwa tersebut. Hal ini dimuat dalam surat cinta Bung Karno yang ditujukan kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, pada tanggal 1-10 Oktober 1965.

Menurutnya, ada sejarah baru yang belum diungkapkan yang ditulis Bung Karno dalam surat untuk Dewi yang kini bermukim di Shibuya, Jepang tersebut.

Lantas, apa yang diungkapkan Bung Karno dalam surat cintanya untuk sang istri keenam?

Baca Juga: Viral Duit Berstempel 'Prabowo Satrio Piningit', Ketum Gerindra Pernah Bilang: Itu Uang Rakyat, Terima Saja

“Dari curahan hati paling dalam Bung Karno. Bung Karno merasa tidak tahu sama sekali dengan peristiwa G30S,” kata Azwar kepada Kepala ANRI Imam Gunarto di sela Agenda Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Kemenpan RB di Denpasar, Jumat (17/11/2023).

“Itu dari kami baca suratnya. Ini fresh ini,” sambungnya, seperti dikutip dari SuaraBali.id – jaringan BeritaHits.id.

Dijelaskan lebih jauh, surat tersebut adalah salah satu arsip yang baru ditemukan di Tokyo dan tengah dikumpulkan ANRI. Total ada lebih dari 300 arsip dan salah satunya adalah surat cinta Bung Karno untuk sang istri yang dilahirkan dengan nama Naoko Nemoto tersebut.

“Dalam surat itu, tidak boleh dipegang (dan) hanya boleh dibaca, salah satunya dari hati paling dalam Bung Karno menyatakan tidak tahu-menahu tentang G30S,” tutur Azwar yang kemudian mengutip sedikit isi surat sang presiden pertama.

“‘Saya tidak tahu tiba-tiba diajak ke sekitar Lubang Buaya terus digeser ke mana’, seolah-olah memberi kesan beliau tidak terlibat,” lanjutnya.

Baca Juga: Aksi Orasi Puan Maharani Bela Palestina Dipuji Netizen: Cucu Soekarno? Begini Seharusnya

Sementara itu, arsip yang dimaksud sudah sampai di Tanah Air tetapi fisik aslinya masih ada di Jepang. ANRI disebut akan berkoordinasi dengan KBRI di Tokyo, Jepang, untuk memantau dan melanjutkan pengelolaan arsip bersejarah tersebut.