Scroll untuk membaca artikel
Agatha Vidya Nariswari | Fita Nofiana
Minggu, 19 November 2023 | 14:55 WIB
Pengungsi Rohingya. [ANTARA]

BeritaHits.id - Kedatangan lebih dari 200 pengungsi Rohingya di Bireuen, Aceh ditolak oleh masyarakat setempat. Pasalnya kedatangan pengungsi Rohingya ke tanah Aceh bukanlah yang pertama kali.

Kali ini kedatangan lebih dari 200 pengungsi yang menggunakan kapal kayu itu ditolak warga. Hal ini terkait dengan pengalaman buruk warga setempat usia menerima para pengungsi Rohingnya.

Salah satunya diungkapkan oleh seorang perempuan yang mengaku pernah menjadi relawan di kamp pengungsian Rohingya di Aceh.

Curhatan perempuan tersebut diunggah kembali oleh akun Instagram @terang_media.

Baca Juga: Beredar Surat Laporan Suami Soal Hilangnya Dokter Qory ke Polsek Cibinong, Tanggal Laporan 24 Oktober

"Pada tahun 2015/216 saat kedatangan mereka ke Aceh, tibalah kami di pengungsian laki-laki. Posisi kami dikawal oleh Satpol PP dan Polisi, serta anggta kami yang juga tak semuanya perempuan," tulis perempuan tersebut.

Perempuan dengan nama akun TikTok @its_ameii itu menyatakan bahwa dirinya bertemu dengans alah satu pengungsi pria yang bisa berhasa Indonesia meski tak begitu lancar.

"Dia [pengungsi Rohingya] berkata kasar bahkan seperti kata pelecehan terhadap kami yang perempuan. Bahkan saya mendengar mereka mengajak tidur bersama," ungkap perempuan tersbeut.

"Sontak saya kaget dan keluar dengan cepat dari arena pengungsian laki-laki. Dan menndekat kepada ketua markas PMI di kota saya," tambahnya.

Curhatan perempuan di kamp pengungsian Rohingya (Instagram/terang_media)

Diketahui bahwa terbaru kapal yang membawa pengungsi Rohingya tiba di bibir pantai Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan Jangka Bireuen, Kamis (16/11/2023) subuh. Mengetahui kedatangan pengungsi Rohingya lagi, masyarakat juga beramai-ramai mendatangi lokasi.

Baca Juga: Pantun 'Pinjam Seratus' Chris Martin di GBK Viral, Warganet: Siapa yang Ajarin?

Alasan masyarakat menolak para pengungsi Rohingya tersebut karena merepotkan setelah tinggal di daratan dan tak mau tunduk pada aturan dan norma setempat. Hal tersebut dilihat warga dari pengungsi yang tiba di Desa Matang Pasi, Kecamatan Peudada pada 16 Oktober lalu.

Meski menolak menampungnya, tapi warga Aceh tetap memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya tersebut berupa makanan pokok dan mi instan. Kendati begitu, para pengungsi yang kecewa sempat membuang bantuan itu ke laut.

Load More