BeritaHits.id - Eks Menko Perekonomian, Rizal Ramli menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku kesal Indonesia masih impor kedelai hingga gula. Menurutnya, Jokowi terlalu banyak drama.
Hal itu disampaikan oleh Rizal melalui akun Twitter miliknya @ramlirizal.
Ia mengutip salah satu media online yang memberitakan kekesalan Jokowi mengenai pemerintah RI yang masih mengimpor kedelai hingga gula.
"Please deh, jangan terlalu banyak drama," kata Rizal Ramli seperti dikutip Suara.com, Selasa (12/1/2021).
Baca Juga:Penyuntikan Vaksin Covid-19 Perdana ke Jokowi Disiarkan Secara Langsung
Rizal mengaku tak habis pikir dengan Jokowi yang memberikan pernyataan seperti itu. Ia mempertanyakan sikap Jokowi yang tak mengerti atau memang pura-pura tidak mengerti.
Jika Jokowi memang benar-benar tak mengerti, Rizal bersedia memberikan kuliah gratis untuk Jokowi.
"@Jokowi tidak ngerti atau pura-pura enggak ngerti. Kalau benar-benar enggak ngerti, nanti aku kasih kuliah gratis," ungkap Rizal Ramli.
Rizal menjelaskan, kebijakan impor dalam berbagai produk tersebut telah membuat petani Indonesia tak memiliki insentif menaikkan produksi.
"Kebijakan yang doyan impor dan bagi-bagi rente kuota impor itu yang membuat petani tidak ada insentif untuk menaikkan produksi," tukas Rizal.
Baca Juga:Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19 Besok Pagi, Istana Siapkan Tata Cara
Jokowi Kesal RI Masih Impor Kedelai
Jokowi menumpahkan kekesalannya dalam rapat kerja nasional pembabngunan pertanian tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta.
Ia menyoroti kondisi Indonesia yang masih mengimpor berbagai produk seperti gula hingga kedelai.
"Kedelai hati-hati, gula hati-hati, ini yang masih jutaan-jutaan ton. Bawang putih, beras, meskipun sudah hampir dua tahun kita enggak impor beras, saya mau lihat betul di lapangannya apakah bisa konsisten," kata Jokowi.
Jokowi menyebut, alasan terbesar petani Indonesia tak ingin menanam kedelai dan bawang putih karena masih derasnya keran impor yang dibuka pemerintah.
Pemerintah lebih hobi mengimpor kedelai dan bawang putih ketimbang memanfaatkan hasil pertanian tanah air.
"Kenapa petani kita tidak mau tanam? karena harganya kalah dengan yang kedelai impor. Kalau petani suruh menjual dengan harga yang impor, ini harga pokok produksi nggak nutup. Sehingga harus dalam jumlah yang besar agar harganya bisa melawan yang harga impor," ujar Jokowi.
Karena itu kata Jokowi perlu dibangun sebuah lahan yang luas untuk melawan komoditas pertanian yang masih impor.
Ia meminta Kementerian Pertanian mencarikan lahan untuk komoditas pertanian yang masih impor.
"Cari lahan yang cocok untuk kedelai tapi jangan hanya sekitar 2 hektar 10 hektar, 100.000 hektare, 300.000 hektare, 500.000 ribu, satu juta hektare, cari. Urusan jagung cari lahan-lahan yang masih bisa ditanam jagung dalam skala yang lahannya luas," tutur dia.