BeritaHits.id - Ulama kondang Syekh Ali Jaber dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (14/1/2021) pagi di RS Yarsi, Jakarta.
Syekh Ali Jaber meninggal dalam keadaan negatif covid-19. Hal tersebut dikonfirmasi oleh yayasan Syekh Ali Jaber.
Yayasan Syekh Ali Jaber memberikan kabar melalui akun Instagram @yayasan.syekhalijaber.
"Telah wafat guru kita, Syekh Ali Jaber (Ali Saleh Mohammed Ali Jaber) di RS Yarsi hari ini, 14 Januari 2021, 1 Jumadil Alkhir 1442 H jam 8.30 WIB dalam keadaan negatif covid," tulis akun tersebut, dikutip Suara.com.
Baca Juga:Syekh Ali Jaber Negatif Covid-19 Sebelum Wafat
Rupanya sebelum meninggal, Syekh Ali Jaber sempat memiliki keinginan yang mulia. Dia sempat membeberkan keinginannya tersebut.
Syekh Ali Jaber pernah berwasiat ingin dimakamkan di Lombok. Sebab, dirinya memiliki ketertarikan dengan Pulau Seribu Masjid tersebut.
"Ya Allah walaupun saya memilih, memohon meninggal di Madinah. Kalau saya ditetapkan meninggal di Indonesia, mohon saya mau dimakamkan di Lombok," ujarnya, dikutip dari kanal Youtube Sasak Update TV.
Selain itu, Syekh Ali Jaber juga memiliki keinginan untuk membina anak-anak di Lombok menjadi calon penghafal Al-quran.
"Lombok termasuk pulau kesayangan saya, makanya saya tadi sampaikan ke Pak Kanwil, Insya Allah rencana kami bersama Kapolda, untuk kita kedepan memimpin, membina anak anak Lombok menjadi calon hafidz dan hafidzah untuk acara Hafidz Indonesia di RCTI," jelasnya.
Baca Juga:Cerita Pertemuan Syekh Ali Jaber dengan Pemulung Asal Garut
Berdasarkan video tersebut, Syekh Ali Jaber tampak sedang mengisi ceramah. Dia mengatakan bahwa dirinya berasal dari Mataram.
"Saya juga dari Mataram. Banyak orang tidak percaya saya berasal dari Indonesia. Kok bisa ya tapi mancung ya?" ujar Syekh Ali Jaber, dikutip Suara.com.
Lebih lanjut, dia menceritakan secara detail tentang leluhurnya yang ternyata pernah tinggal di Lombok.
"Ada ceritanya asal-usul dari Indonesia. Kakek saya dan ayah kakek ibu saya kelahiran Lombok. Tapi ibu saya tidak pernah cerita. Pas saya di Indonesia saya baru tahu," jelasnya.
Syekh Ali Jaber juga mengaku bahwa leluhurnya pernah melawan penjajah Belanda.
"Kakek ibu saya, istri pertama dari Bumiayu. Istri kedua dari Madura. Istri ketiga dari Lombok. Belum yang keempat sudah wafat. Beliau termasuk yang mampu menyatukan masyarakat Sasak di Lombok untuk melawan penjajah Belanda. Makanya beliau dibunuh sama penjajah Belanda," ujar Syekh Ali Jaber.
Selanjutnya, Syekh Ali Jaber mengatakan, dirinya sebagai cucu pahlawan yang belum terdaftar.
"Dan beliau punya makam besar di Ampenan. Makanya begitu saya bertemu Presiden Jokowi, saya sampaikan saya sebenarnya cucu pahlawan tapi belum terdaftar," jelasnya.