CEK FAKTA: Benarkah Cairan Vaksin Sinovac Jokowi Masih Utuh saat Dicabut?

Beredar klaim keliru yang menyebut cairan vaksin Sinovac Jokowi masih utuh saat dicabut. Begini faktanya.

Rifan Aditya | Hernawan
Senin, 18 Januari 2021 | 09:31 WIB
CEK FAKTA: Benarkah Cairan Vaksin Sinovac Jokowi Masih Utuh saat Dicabut?
Beredar klaim yang menyebut vaksin Sinovac Jokowi masih utuh saat dicabut (Turnbackhoax.id).

"Setelah melihat berkali-kali video itu dan berdiskusi dengan para dokter serta para perawat senior, maka saya menyimpulkan vaksinasi yang anda lakukan gagal," tulis dr Taufiq.

Bukan tanpa sebab, suntikan vaksin seharusnya menembus otot atau biasa disebut sebagai intramuskular dan dilakukan dengan tegak lurus 90 derajat. Menurut Taufiq, penyuntikkan terhadap Presiden Jokowi tidak dilakukan dengan benar, sehingga vaksin tidak menembus otot dan tidak akan memiliki efek perlindungan.

Selain itu Taufiq juga menyinggung risiko terjadinya Antibody Dependent Enchancement (ADE), kondisi di mana virus mati yang ada di dalam vaksin masuk ke jaringan tubuh lain dan menyebabkan maslaah kesehatan.

Namun, dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan, tulisan itu merupakan opini penulis dan bukan berdasarkan data serta kajian ilmiah.

Baca Juga:Disuntik Vaksin Sinovac, Dua Tenaga Kesehatan Pusing dan Pegal

"Itu opini karena yang pertama, yang bersangkutan tidak ada di tempat saat penyuntikkan. Jadi dia tidak tahu kondisi di sana," tutur dr Daeng kepada Suara.com, Kamis (14/1/2021).

dr Daeng menegaskan, penyuntikkan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar karena dia disuntik oleh orang yang sama.

"Kedua, kenapa saya bantah, saya juga disuntik oleh orang yang sama yang menyuntik presiden, masuk ke otot suntikannya," tegas dr Daeng.

Terkait reaksi ADE yang bisa saja muncul usai divaksin, hal itu dibantah oleh dr Daeng. Dr Daeng menerangkan bahwa vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Dalam hasil penelitian sebagaimana dilaporkan ke BPOM, tidak ada reaksi tersebut.

"Maka sekali lagi saya tegaskan, itu hanya opini karena penulis tidak berdasarkan fakta dan uji klinis. Sehingga pendapat itu tidak boleh diikuti, tidak valid, dan tidak kredibel," kata dr Daeng.

Baca Juga:Komjen Listyo Diserang Isu SARA, Natalius Pigai Sindir Kapolri Mayoritas

Menurut dr Daeng, PB IDI sudah berdoordinasi dengan IDI Cirebon yang menaungi Taufiq Waly. Ke depan, dia berharap para dokter untuk bisa mengeluarkan pendapat perihal vaksin berdasarkan data-data ilmiah dan hasil uji klinis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak