BeritaHits.id - Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari drama politik selama Pilpres Amerika Serikat.
Melalui akun Twitter miliknya @sbyudhoyono, setidaknya ada 8 poin penting yang perlu dipelajari bangsa lain terkait dinamika politik Amerika Serikat yang mencuri perhatian publik.
Menurut SBY, berbagai peristiwa yang terjadi di AS selama Pilpres berlangsung menunjukkan sistem demokrasi bukanlah sistem yang sempurna.
Meski demikian, ia menegaskan demokrasi tidak berarti menjadikan sistem otoritarian dan oligarki menjadi lebih baik.
Baca Juga:Washington DC Siaga Satu, Puluhan Ribu Pengawal Unjuk Kekuatan Militer
"Ada wajah baik dan wajah buruk dalam demokrasi. Namun, tidak berarti sistem otoritarian dan oligarki lebih baik," kata SBY seperti dikutip Suara.com, Rabu (20/1/2021).
![SBY ungkap 8 hikmah dari drama Pilpres AS (Twitter/sbyudhoyono)](https://media.suara.com/pictures/original/2021/01/20/68410-sby-ungkap-8-hikmah-dari-drama-pilpres-as-twittersbyudhoyono.jpg)
Adapun poin kedua yang harus disoroti adalah kejujuran seorang pemimpin, terutama di era post-truth politic. Sebab, kejujuran tersebut membawa dampak besar.
"Ucapan Trump bahwa Pilpresnya curang (suaranya dicuri) timbulkan kemarahan besar pendukungnya, terjadilah serbuan ke Capitol Hill yang coreng nama baik AS," ungkap SBY.
Selanjutnya, SBY juga menyoroti politik yang tak berlandaskan pada fakta menjadi kebohohngan sistematis yang berulang. Politik tersebut pada akhirnya akan membawanya pada kegagalan.
"Pemimpin yang kehilangan 'trust' dari rakyatnya, karena mereka bisa bedakan mana yang benar dengan yang bohong," tuturnya.
Baca Juga:Jelang Pelantikan Joe Biden, Sang Istri Jill Biden Tampil Mempesona
Poin keempat adalah menerima kekalahan dalam kontestasi Pemilu. Meskipun berat, siapapun yang kalah wajib menerima kekalahan dan ucapkan selamat kepada yang menang.
"Sayangnya, sebagai champions of democracy, ini tidak terjadi di AS sekarang," ucapnya.
Poin kelima yakni proses pergantian kekuasaan dari Trump ke Joe Biden yang berjalan tidak damai hingga diwarnai kebencian dan permusuhan. Hal itu bisa menguras energi Biden untuk menyatukan AS dalam menghadapi tantangan ke depan.
Keenam, terkait suasana mencekam jelang pelantikan Biden. SBY menyebut peristiwa tersebut sebagai titik gelap dalam sejarah AS sekaligus warisan buruk yang ditinggalkan oleh Trump.
Adapun poin ketujuh yang disoroti oleh SBY adalah jiwa kepahlawanan Wakil Presiden Mike Pince. Ia menolak 'perintah' dari Trump untuk mengubah hasil Pemilu karena tak berdasar untuk menghormati konstitusi dan demokrasi.
"Pence bukan tipe haus kekuasaan, dia tak memanaatkan untuk ambil alih kepemimpinan meskipun diminta secara resmi oleh DPR AS. Pence menolak karena itu yang terbaik bagi bangsa AS," tukasnya.