Tsamara Amany Angkat Bicara soal NU dan Muhammadiyah: Coba Main ke Kampung

"Melihat NU atau Muhammadiyah itu jangan dari organisasi pusat." ujar Tsamara.

Reza Gunadha | Nur Afitria Cika Handayani
Kamis, 21 Januari 2021 | 18:44 WIB
Tsamara Amany Angkat Bicara soal NU dan Muhammadiyah: Coba Main ke Kampung
Tsamara Amany berpose saat berkunjung ke Kantor Redaksi Suara.com, Jakarta, Jumat (21/9). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

BeritaHits.id - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany turut memberikan opini soal NU dan Muhammadiyah dibandingkan dengan FPI.

Tsamara Amany bahkan menyebut NU dan Muhammadiyah tidak sejauh itu dengan masyarakat seperti yang diungkapkan oleh Pandji Pragiwaksono.

Hal itu dia cuitkan melalui akun Twitter pribadinya @TsamaraDKI, Kamis (21/1/2021).

"Kiai NU kok dibilang jauh dari masyarakat? Dulu waktu saya mampir ke Rembang, pintu rumah Gus Mus dan Gus Yahya terbuka lebar. Di rumah Gus Mus, sedia makan terus. Mulai dari makanan besar sampai snack untuk pengunjung. Yang datang diajak ngobrol dan didengarkan, siapa pun itu," cuitnya, dikutip Suara.com.

Baca Juga:Belum Dilantik, Komjen Listyo Sigit Sudah Disindir Amien Rais

Dia pun membagikan pengalamannya saat berkunjung ke Pesantren Buntet. Tsamara mengaku diperlakukan dengan baik oleh mereka.

Cuitan Tsamara Amany. (Twitter)
Cuitan Tsamara Amany. (Twitter)

"Waktu mampir ke Pesantren Buntet juga sama, siapa pun yang datang selalu disuguhi, diajak ngobrol, dan didengarkan oleh keluarga pengasuh pesantren. Makanya saya selalu salut dan kangen pergi ke pesantren-pesantren NU karena kehangatan yang diberikan oleh mereka. Luar biasa." lanjutnya.

Menurut Tsamara, NU menjadi besar karena pesantren yang bukan hanya rumah bagi para santri.

Pesantren yang dibangun pasti selalu berdekatan dengan pemukiman warga.

"Alasan NU bisa jadi besar itu karena pesantren bukan hanya rumah bagi para santri, tapi jadi rujukan bagi warga kampung situ. Makanya biasanya pesantren selalu dekat pemukiman warga. Kiai itu jadi panutan. Nggak berjarak dengan warga. Makanya agak aneh sih kalau disebut elitis." katanya.

Baca Juga:Sindir Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit, Amien Rais: Omongannya Merdu

Tsamara pun mengatakan apabila ingin mengetahui tentang NU dan Muhammadiyah bisa pergi ke kampung-kampung agar lebih memahami relasi Kiai dan warga.

"Melihat NU atau Muhammadiyah itu jangan dari organisasi pusat. Keduanya itu mengakar. Lihat di pesantren-pesantren atau sekolah-sekolah. Pergi ke kampung-kampung. Dari situ kita bisa memahami relasi Kiai dan warga. Saya yakin lebih dekat dari relasi anggota DPR dan warga yang diwakili," pungkasnya.

Sebelumnya, Pandji Pragiwaksono sempat menyebut bahwa NU dan Muhammadiyah tidak dekat dengan masyarakat.

Hal tersebut dia ucapkan dalam sebuah video berjudul 'FPI DIBUBARIN PERCUMA? feat AFIF XAVI & FIKRI KUNING' yang diunggah di kanal Youtube miliknya pada 3 Januari 2021 lalu.

Dalam video tersebut Pandji sempat membahas soal pembubaran FPI. Dia pun menyinggung NU dan Muhammadiyah.

"FPI itu hadir gara-gara dua ormas besar Islam (NU dan Muhammadiyah) jauh dari rakyat. Mereka elit-elit politik. Sementara FPI itu dekat. Kalau ada yang sakit, ada warga yang sakit mau berobat, nggak punya duit, ke FPI, kadang-kadang FPI ngasih duit, kadang FPI ngasih surat. Suratnya dibawa ke dokter jadi diterima," ujar Pandji.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak