BeritaHits.id - Anggota DPR RI Mardani Ali Sera menyebut lonjakan kasus Covid-19 tembus 1 juta kasus menjadi peringatan keras bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penanganan pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Mardani melalui akun Twitter miliknya @mardanialisera.
Setiap harinya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus memecahkan rekor tertinggi. Lonjakan kasus semakin tidak terkendali.
"Kemarin kasus positif Covid-19 masuk angka 1 juta. Warning keras bagi penanganan Covid-19," kata Mardani seperti dikutip Suara.com, Rabu (21/1/2021).
Baca Juga:Ustaz Yahya Waloni Sebut Covid-19 Tak Bisa Masuk ke Dalam Masjid
Mardani meminta Jokowi bisa mengambil kebijakan yang tepat untuk bisa mengendalikan pandemi Covid-19 meskipun kebijakan tersebut tidak populis.
"Di periode kedua, pak Jokowi mesti bisa mengambil kebijakan tepat meskipun tidak populis," ungkap Mardani.
Kebijakan tak populis yang dimaksud salah satunya adalah dengan menarik rem darurat, lalu menerapkan lockdown parsial untuk mencegah penyebaran virus.
Mati suri suatu wilayah selama proses lockdown parsial tersebut memang memberikan dampak besar terutama pada sisi ekonomi.
Namun, Mardani meminta agar pemerintah tak melulu memandang persoalan dari sisi ekonomi atau ketenagakerjaan saja.
Baca Juga:Kasus Covid-19 Indonesia Capai 1 Juta, Tempat Tidur di RS Kian Menipis
"Memang 'mati suri' tidak terelakkan selama dua pekan atau sebulan tapi harus diiringi dengan mempercepat proses vaksinasi," ungkap Mardani.
Mardani meminta pemerintah memperbaiki sistem vaksinasi, salah satunya masalah registrasi yang seringkali dikeluhkan.
"Jangan sampai berlanjut ketika tahapan masyarakat umum karena akan sangat kompleks," ucapnya.
Selain itu, Mardani memberikan catatan penting bahwa vaksinasi belum terbukti secara efektif mencegah infeksi maupun penularan.
Pemerintah diminta tak hanya bergantung pada vaksinasi juga. Melainkan mempersiapkan RS dan tenaga kesehatan yang mumpuni.
"Tanpa mengendalikan laju penularan di hulu, RS berpotensi mengalami kebanjiran pasien," tukasnya.