Ferdinand Pinta Natalius Pigai dan Tengku Zul Tak Picu Permusuhan Antarsuku

"Saya tak pernah merasakan dimusuhi atau dibenci karena beda suku. Jadi @NataliusPigai2 dan @ustadtengkuzul jangan membakar permusuhan antarsuku," pinta Ferdinand Hutahaean.

Reza Gunadha | Dwi Atika Nurjanah
Kamis, 28 Januari 2021 | 16:19 WIB
Ferdinand Pinta Natalius Pigai dan Tengku Zul Tak Picu Permusuhan Antarsuku
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengkritisi Anies Baswedan lewat kicauannya. (Instagram/@ferdinand_hutahaean)

"Saya orang Sumatera yang lama hidup dikomunitas Jawa. Saya tak pernah merasakan dimusuhi atau dibenci karena beda suku. Suku Jawa selama ini tak pernah rasis, bahkan menjadi tamu di daerah-daerah dalam program transmigran," imbuhnya.

Melanjutkan cuitannya, Ferdinand Hutahaean meminta agar Natalius Pigai dan Tengku Zul tak saling sindir dan memicu permusuhan antarsuku.

"Jadi @NataliusPigai2 dan @ustadtengkuzul jangan membakar permusuhan antarsuku," pintanya.

Cuitan Ferdinand Hutahaean yang meminta Tengku Zul dan Natalius Pigai tak picu perpecahan antarsuku (twitter.com/FerdinandHaean3)
Cuitan Ferdinand Hutahaean yang meminta Tengku Zul dan Natalius Pigai tak picu perpecahan antarsuku (twitter.com/FerdinandHaean3)

Isi Ceramah Tengku Zul yang Disetujui Natalius Pigai
Diketahui dalam cuitan artikel yang dibagikan oleh Ferdinand Hutahaean, memuat berita berjudul "Ceramah Tengku Zulkarnain Dianggap Wakili Mayoritas Luar Jawa, Natalius Pigai: Ini Injustice, Jokowi Mesti Baca Signal Ini!".

Baca Juga:Pernyataan Natalius Pigai Setelah Ambroncius Nababan Ditahan

Dalam artikel tersebut dijelaskan, isi ceramah Tengku Zul itu menyinggung perbedaan kebiasaan masyarakat Jawa dan Sumatera. Selain itu ia turut menyebut ulama Jawa jika berceramah di Sumatera tidak akan didengarkan oleh umatnya.  Lantaran, ulama Jawa terlalu kalem dan hanya membuat umatnya tertidur.

Lantas hal itu ditanggapi oleh Natalius Pigai yang menyinggung bahwa perkataan Tengku Zul telah mewakili perasaan mayoritas luar Jawa.

Aktivis asal Papua ini turut menuturkan, Indonesia selama ini dikuasai oleh suku Jawa. Terlihat dari jabatan petinggi Indonesia hanya diduduki mayoritas orang Jawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak