Hal ini disinggung Syekh Ahmad As-Shawi ketika Tafsir Jalalain menjelaskan Surat Al-Baqarah tentang “istri-istri yang suci di surga”.
“(Mereka akan memperistri perempuan di dalam surga baik dari kalangan bidadari maupun selainnya), yaitu perempuan-perempuan yang pernah tinggal di dunia. Sebuah riwayat menyebutkan, perempuan dunia kelak lebih cantik dibandingkan para bidadari yang sudah tersedia,” (Lihat Syekh Ahmad As-Shawi Al-Maliki, Hasyiyatus Shawi ala Tafsiril Jalalain, Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun, juz I, halaman 17).
Keterangan As-Shawi ini menyebut perempuan dunia secara umum tanpa kecuali. Artinya perempuan dunia yang mana saja kelak lebih cantik daripada bidadari surga. Sementara keterangan berikut ini memberikan batasan terkait perempuan dunia yang kelak lebih cantik di surga.
"'Burung di angkasa, ikan di dalam samudera, malaikat di langit, dan hewan buas di sahara memintakan ampun untuk istri yang taat kepada suaminya.’ Ummu Salamah bertanya, ‘Ya Rasul, mana lebih utama antara perempuan dunia dan bidadari surga?’ ‘Tentu perempuan dunia lebih utama,’ jawab Rasulullah. ‘Kok bisa, apa sebabnya?’ ‘Karena shalat, puasa, ibadah, dan ketaatan mereka kepada suami,’" jawab Rasulullah.
Baca Juga:Benarkah di Surga Ada Pesta Seks?
Perempuan yang menjaga pandangan lebih cantik daripada bidadari surga
Sementara perempuan yang menjaga pandangan mata (tidak ganjen atau genit)–jika dari kalangan manusia–lebih bermartabat dan lebih cantik dibandingkan bidadari surga ‘pingitan’ dengan dasar bahwa mereka tercipta di surga. Bila masuk surga kelak, perempuan dunia sebab ibadah shalat mereka akan mendapat keutamaan dibandingkan bidadari surga.
Perempuan di dunia memiliki kesempatan untuk berbuat amal saleh, sementara bidadari surga tidak memiliki keistimewaan tersebut
Sebagian ulama mengatakan, maksud firman Allah yang terjemahannya berbunyi, ‘Kami jadikan mereka sebagai perawan’ adalah bahwa perempuan dunia sebagai dimaklum akan menjadi perawan yang lebih utama dan lebih cantik daripada bidadari surga karena amal saleh mereka semasa tinggal di dunia di mana hal ini tidak dimiliki bidadari surga.
Sebuah riwayat dari Al-Hasan menceritakan seorang perempuan lansia dari Bani Amir berkata kepada Rasulullah di hadapan Siti Aisyah RA, ‘Ya Rasul, doakan agar kelak aku masuk surga.’ ‘Maaf Ibu, di surga nanti tak ada perempuan lansia,’ jawab Rasulullah sambil bergurau. Perempuan lansia itu kecewa, lalu pergi dan menangis. ‘Susul ibu itu, kabarkan kepadanya bahwa ia kelak (menjadi muda kembali) tidak lagi dalam keadaan tua,’ kata Rasulullah SAW,” (Lihat Ismail Haqqi bin Musthafa Al-Hanafi Al-Khalwati, Tafsir Ruhul Bayan, Daru Ihyait Turats Al-Arabi, juz 9, halaman 266).
Baca Juga:Tengku Zul Sebut di Surga Ada 70 Kamar, Setiap Kasur Diisi 1 Bidadari
Keterangan ini jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa tidak semua perempuan dunia akan menjadi lebih cantik dan lebih tinggi derajatnya dibanding bidadari surga. Perempuan dunia akan menjadi lebih cantik dan mendapat derajat lebih tinggi bilamana mereka tekun beribadah dalam arti seluas-luasnya selagi di dunia.