WO Aisha Weddings Jual Nama Allah untuk Promosikan Nikah Dini, Eko: Bejat

"Masa depan terbentang untuk semua anak. Mereka bisa lebih berarti ketimbang jadi sasaran orang-orang bejat. Atas nama agama!," tegas Eko Kuntadhi.

Reza Gunadha | Dwi Atika Nurjanah
Rabu, 10 Februari 2021 | 18:33 WIB
WO Aisha Weddings Jual Nama Allah untuk Promosikan Nikah Dini, Eko: Bejat
Foto selebaran Aisha Weddings (twitter.com/eko_kuntadhi)

BeritaHits.id - Baru-baru ini warganet dihebohkan dengan media promosi sebuah wedding organizer (WO) bernama Aisha Weddings yang dituding mengampanyekan pernikahan usia dini.

Pada websitenya, Aisha Weddings mencantumkan kalimat anjuran pernikahan dini yang berisi:

"Semua wanita muslim ingin bertaqwa dan taat kepada Allah SWT dan suaminya. Untuk berkenan di mata Allah dan suami, Anda harus menikah pada usia 12-21 tahun dan tidak lebih," tulis keterangan itu.

"Jangan tunda pernikahan karena keinginan egoismu, tugasmu sebagai gadis adalah melayani kebutuhan suamimu. Anda harus bergantung pada seorang pria sedini mungkin untuk keluarga yang stabil dan bahagia. Jangan menjadi beban bagi orang tua Anda, temukan pria lebih awal!," lanjutnya.

Baca Juga:Menteri Bintang Puspayoga Bawa Aisha Weddings ke Jalur Hukum

Melihat hal itu, pegiat media sosial Eko Kuntadhi menjadi geram dan marah. Melalui akun Twitter pribadinya, Eko mengatakan bahwa bisnis Aisha Weddings begitu bejat karena mengorbankan anak usia sekolah, yakni 12 tahun.

"Bejat banget nih bisnis. Anak-anak usia sekolah, 12 tahun udah mau dijadikan umpan pernikahan," ujar @eko_kuntadhi seperti dikutip Suara.com, Rabu (10/2/2021).

Menurut Eko Kuntadhi, anak di usia 12 tahun masih sibuk bermain boneka barbie dan TikTok. Bahkan menurutnya, anak umur 12 tahun masih susah membedakan mana pensil alis dan crayon.

"Anak 12 tahun, masih sibuk main Barbie sama Tiktok. Bedain pensil alis sama crayon aja masih salah," terangnya.

Lanjutnya, Eko Kuntadhi mempertanyakan apa tidak ada cara bisnis yang lebih beradab tanpa mengorbankan anak di bawah umur.

Baca Juga:Viral WO Tawarkan Nikah dari Usia 12 Tahun, Mantan Menag Mengecam

"Apa enggak ada cara bisnis lain, yang lebih beradab?," tegasnya.

Eko Kuntadhi geram dengan WO Aisha Weddings yang menganjurkan pernikahan usia dini (twitter.com/eko_kuntadhi)
Eko Kuntadhi geram dengan WO Aisha Weddings yang menganjurkan pernikahan usia dini (twitter.com/eko_kuntadhi)

Di cuitan lainnya, Eko Kuntadhi membayangkan bagaimana nasib anak yang masih berumur 12 tahun dan duduk di bangku kelas 6 SD sudah dipaksa untuk menikah.

"Gue ngebayangin anak SD kelas 6. Usia 12 tahun. Dipaksa menikah. Tahu enggak. Sekolah gratis sampai SMU. Ada dana PKH dan tunjangan sosial. BPJS bisa gratis," terang Eko.

Eko Kuntadhi menyatakan, dirinya begitu prihatin dengan nasib anak-anak yang menjadi korban. Terlebih mereka memiliki masa depan yang panjang, ketimbang menjadi sasaran orang-orang bejat yang berlindung di balik agama.

"Masa depan terbentang untuk semua anak. Mereka bisa lebih berarti ketimbang jadi sasaran orang-orang bejat. Atas nama agama!," lanjutnya.

Sebagai gambaran, Aisha Weddings merupakan jasa penyelenggara pernikahan atau biasa dikenal sebagai wedding organizer (WO).

Seperti WO pada umumnya, Aisha Weddings akan menawarkan sejumlah paket layanan sesuai kebutuhan dan budget sang pengantin.

Ada empat layanan paket yang Aisha Weddings, yakni Paket Dasar; Tanpa embel-embel!, Paket Lengkap; Untuk mereka yang menginginkan lebih banyak layanan, Paket Mewah; Jika anda menginginkan pengalaman yang paling lengkap, A La Carte; Kami juga menyediakan macam layanan a la carte.

Namun menariknya, di website resmi Aisha Weddings yang kini sudah ditutup, mereka memiliki tiga keyakinan yang kemudian mereka anjurkan kepada konsumennya. Tiga keyakinan tersebut ialah anjuran untuk nikah siri, poligami, dan pernikahan usia dini khusus bagi kaum perempuan di usia 12 hingga 21 tahun dan tidak lebih.

Sontak, anjuran yang ditawarkan oleh Aisha Weddings menjadi sorotan warganet dan dianggap begitu sesat. Apalagi terindikasi melakukan human trafficking dan pedofilia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak