BeritaHits.id - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis menilai cap radikal dan intoleran kini telah menjadi senjata untuk membungkam dan menyudutkan orang yang tak disukai.
Melalui akun Twitter miliknya @cholilnafis, awalnya Cholil mengomentari terkait dosen UIN Syarif Hidayatullah, Din Syamsuddin yang dilaporkan dengan tuduhan radikal.
Cholil mengaku, selama mengenal sosok Din Syamsuddin ia sama sekali tidak pernah menemukan tanda-tanda radikalisme dan ekstrimisme.
"Tak pernah menemukan tanda-tanda radikalisme ekstremisme meskipun perlu klarifikasi dan oenelusuran jejaknya tapi saya yakin beliau muslim yang tidak terpapar radikalisme ekstrimisme," kata Cholil seperti dikutip Suara.com, Minggu (14/2/2021).
Baca Juga:Mahfud MD Sebut Ada yang Ngadu Din Syamsuddin Radikal ke Menpan-RB

Cholis menilai, orang yang menuduh Din Syamsuddin sebagai radikal merupakan orang yang tak paham agama.
"Yang menuduh pak Din radikalisme itu yang tak paham agama dan tak paham gertakan keagamaan Islam," ungkap Din.
Salah seorang warganet yang mengomentari cuitan Cholil tersebut menyebut bisa saja Cholil yang akan disebut sebagai radikal di kemudian hari.
Menanggapi pernyataan warganet tersebut, Cholil mengaku kata radikal telah menjadi senjata membungkam orang yang tak disukai.
"Akhirnya kata radikal dan intoleran itu jadi senjata untuk membungkam dan menyudutkan orang yang tak disukai," papar Cholil.
Baca Juga:Akui Berseberangan dengan Din Syamsuddin, Ulil Abshar Kecam Tuduhan Radikal

Menurutnya, pelapor Din Syamsuddin lah yang merupakan orang radikal dan intoleran terhadap perbedaan.
- 1
- 2