Vaksinasi Terhambat Seremoni, 'Mau Selamatkan Nyawa, Nunggu Jadwal Dulu'

Publik mengecam sikap pemerintah yang sengaja menunda program vaksinasi demi menunggu jadwal seremoni kepala daerah.

Dany Garjito | Chyntia Sami Bhayangkara
Rabu, 17 Februari 2021 | 12:52 WIB
Vaksinasi Terhambat Seremoni, 'Mau Selamatkan Nyawa, Nunggu Jadwal Dulu'
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

BeritaHits.id - Proses vaksinasi Covid-19 di sejumlah daerah terhambat menunggu adanya acara seremoni dari kepala daerah. Fakta tersebut langsung membuat publik geram bukan main dengan pemerintah.

Salah satu akun Twitter @ra*******at membagikan foto tangkapan layar pemberitaan media online Tempo yang melaporkan sejumlah wilayah terhambat proses vaksinasi karena seremoni.

"Memang negara seremoni, mau selamatkan nyawa orang biar enggak kena wabah saja nunggu jadwalnya kepala daerah dulu," tulis akun itu seperti dikutip Suara.com, Rabu (17/2/2021).

Dalam pemberitaan tersebut dilaporkan ada 15 daerah di Indonesia yang seharusnya sudah bisa memulai program vaksinasi untuk tenaga kesehatan.

Baca Juga:Tantangan Vaksinasi Tahap 2 Berat, Pemerintah Diminta Waspada Klaster Baru

Namun program tersebut belum juga terlaksana karena masih menyesuaikan jadwal untuk seremoni penyuntikan perdana.

Vaksinasi tunggu seremoni dikecam publik (Twitter)
Vaksinasi tunggu seremoni dikecam publik (Twitter)

Alhasil, realisasi program vaksinasi Covid-19 baru mencapai 69 persen dari target sebanyak 1,47 juta tenaga kesehatan yang divaksin.

Laporan tersebut langsung menjadi sorotan publik dan menuai beragam komentar negatif dari publik.

Banyak warganet menyayangkan sikap pemerintah yang terlalu mengutamakan seremoni.

Padahal Indonesia saat ini dalam situasi gawat pandemi Covid-19 dan telah menelan banyak nyawa rakyat Indonesia.

Baca Juga:Hari Ini, Ombudsman Panggil Kadiskes DKI Kasus Vaksinasi Helena Lim

"Biar dikira yang paling berjasa atas diedarkannya vaksin," ucap @ki*******kk.

"Valentine bukan budaya kita. Budaya kita adalah seremoni-seremoni enggak penting," ujar @me********ta.

"Kan bisa tetap jalan vaksin, pas seremoni tinggal bilang pas saat seremoni sudah jalan sekian vaksin, ya Allah parah amat sih harus nunggu," ujar @ku******ka.

"Lebih penting seremoninya dibanding vaksinnya itu sendiri," tutur @rd***ds.

"Nanti kalau kepala daerahnya meninggal jangan langsung dikubur, diseremoni dulu, potong pita, bersukacita," ungkap @sa******rr.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak