BeritaHits.id - Pendakwah sekaligus pendiri Pondok Pesantren Ora Aji, Gus Miftah angkat bicara mengenai politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik yang membandingkan Museum Susilo Bambang Yudhoyono di Pacitan, Jawa Timur dengan makam Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Melalui akun Instagram miliknya @gusmiftah, Gus Miftah menilai Rachland membuat perbandingan yang tak sepadan.
"Saya pikir ini perbandingan tidak sepadan," kata Gus Miftah seperti dikutip Suara.com, Minggu (21/2/2021).
Gus Miftah menjelaskan, makam Gus Dur di Jombang, Jawa Timur berada di satu komplek dengan makam KH Hasyim Ashari, tokoh pahlawan nasional.
Baca Juga:Tersinggung Rachland Nashidik, Barikade Gus Dur Serbu DPC Demokrat Malang
Selain itu, selama ini pemerintah menggelontorkan dana untuk membangun sarana dan prasarana di sekitar makam Gus Dur, bukan untuk membangun makam Gus Dur itu sendiri.
"Kenapa pemerintah harus bangun sarana prasarana di sana? Karena begitu banyak antusias jemaah yang ingin berziarah ke makam Gus Dur dan Hasyim Ashari ribuan orang saban hari," ungkap Gus Miftah.
Gus Miftah juga mengungkit soal keberadaan kotak amal atau infak di lokasi makam Gus Dur tersebut.
Seluruh uang yang ada di dalam kotak amal tersebut disumbangkan ke panti asuhan dan panti dhuafa.
Bahkan, jumlah uang yang terkumpul dalam kotak amal tersebut mencapai Rp 300 juta tiap bulannya dan seluruhnya disumbangkan.
Baca Juga:Sebut Makam Gus Dur Dibiayai Negara, Rachland PD Ditegur Alissa Wahid
"Sedikitpun tidak diambil pengurus makam dan tidak diambil oleh Ponpes Tebu Ireng," tegas Gus Miftah.
Menurut Gus Miftah, lokasi makam Gus Dur tersebut juga telah menggerakkan roda perekonomian warga sekitar.
Mulai dari pengusaha bis, rumah makan hingga berbagai pedagang sekitar bisa hidup berkat antusiasme jemaah yang berziarah ke makam Gus Dur.
Gus Miftah menilai, Rachland yang telah membandingkan museum SBY dengan makam Gus Dur telah gagal memahami fakta-fakta yang ia sampaikan tersebut.
"Artinya kalau ada orang membandingkan pembangunan museum di Pacitan dengan makam Gus Dur saya pikir dia gagal paham," tukasnya.
Alissa Wahid Meradang
Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia sekaligus putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid mengomentari pernyataan politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik.
Alissa Wahid membantah adanya anggapan yang berspekulasi bahwa makam Gus Dur dibiayai oleh negara. Sebab sampai sekarang, makam dibiayai oleh keluarga Ciganjur.
Dia menambahkan, dana negara sebagaimana diungkit bukan untuk makam, tetapi jalan raya dan lahan berjualan warga. Bukan tanpa sebab, setiap tahun banyak orang berziarah ke makam Gus Dur.
"Bang RachlanNashidik, makam #GusDur sampai saat ini dibiayai oleh keluarga Ciganjur, termasuk prasasti. PP Tebuireng pun hormati ini. Dana negara tidak untuk makam tetapi untuk jalan raya, lahan berjualan warga. Maklum, ada 1,5 sampai 2 juta peziarah setiap tahun. Negara urus ini," ungkap Alissa lewat jejaring Twitter-nya
Soal pendanaan museum, Alissa Wahid juga menegaskan tidak ada yang namanya dana Museum Gus Dur.
"Yang ada bantuan untuk Museum Islam Nusantara, setahu saya disepakati Gus Solah dengan pemerintah sebelum Gus Dur wafat," tukasnya.
Alissa Wahid kemudian menerangkan bahwasannya setiap bulan, makam Tebuireng menerima sedikit sekali bantuan dari pemerintah. Namun, kata dia uang itu tidak termasuk bagi makam Gus Dur.
Tak pelak, Alissa Wahid berpesan kepada Rachland Nashidik agar kedepannya lebih hati-hati atau tidak asal-asalan.
"FYI, tiap makam Tebuireng terima sedikit (banget!) bantuan dari pemerintah, untuk mengelola makam Pahlawan Nasional yaitu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim," jelas Allisa Wahid.
"Makam Gus Dur tidak tidak termasuk. Jadi next time lebih hati-hati ya. Jangan asal," tandasnya