Pesan Anton Medan Sebelum Wafat: Preman Diayomi, Penjahat Harus Dibasmi

Menurut Anton medan, preman jauh lebih baik dari penjahat

Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Selasa, 16 Maret 2021 | 10:32 WIB
Pesan Anton Medan Sebelum Wafat: Preman Diayomi, Penjahat Harus Dibasmi
Anton Medan meninggal dunia. [Dok.Antara]

BeritaHits.id - Ramdhan Effendy atau Anton Medan meninggal dunia di kediamannya di Pondok Rajeg Cibinong, Bogor, Senin (15/3/2021). Sebelum wafat, Anton Medan pernah memberikan pesan mengenai preman yang harus diayomi.

Dalam sebuah tayangan di kanal YouTube MNC, mantan preman yang kini memeluk Islam itu berbincang dengan pendakwah KH. Arifin Ilham mengenai preman.

Awalnya, Arifin Ilham menanyakan sosok preman kepada Anton Medan.

"Preman itu apa sih bang?" kata Arifin Ilham dikutip dari Hops.id -- jaringan Suara.com, Selasa (16/3/2021).

Baca Juga:Profil Anton Medan, Preman Insyaf Meninggal Dunia Sudah Siapkan Liang Lahat

Dengan cepat, Anton menjelaskan sosok preman. Menurutnya preman jauh lebih baik dari penjahat sehingga harus diayomi.

"Preman itu bukan penjahat. Penjahat melanggar KUHP, preman perlu diayomi, penjahat itu harus dibasmi. Penjahat itu jelas, preman belum tentu jelas," kata Anton.

Menurutnya, bahkan ada pula polisi yang menanggap pelanggar mengenakan pakaian preman.

"Ada juga polisi tangkap masyarakat yang melanggar pakai pakaian preman, itu sebenarnya polisi apa preman kan kita bingung," ungkapnya.

Arifin Ilham sempat menanyakan mengenai kehidupan penjara yang dilakoni Anton Medan. Anton sudah tak asing lagi dengan penjara karena ia kerap keluar masuk jeruji sel selama beberapa kali.

Baca Juga:Anton Medan Ungkap Kehidupan Setelah Masuk Islam: Semua Ada Jawabannya

Berawal saat Anton Medan berusia 12 tahun, ia sudah merasakan tidur di hotel prodeo selama 4 tahun di Binjai, Sumatera Utara.

"Kena 6 tahun penjara (di Jakarta), keluar lalu kena lagi 3 tahun dan keluar kena lagi 2 tahun. Terakhir kena 14 tahun penjara," ungkapnya.

Dalam video terpisah, Anton Medan mengaku tak pernah menyesali segala perbuatannya hingga mengantarkannya ke penjara berulang kali.

Namun, pengalaman kelam tersebut membuatnya tak lagi ingin mengulanginya di masa mendatang.

"Saya enggak mau jadi manusia munafik, saya katakan saya tak pernah menyesal. Saya pikir manusia punya masa lalu. Meski tak menyesal bukan berarti saya mau mengulanginya. Tidak. Saya tak menyesal karena saat melakukannya saya dalam keadaan sadar," tuturnya.

Saat masih berada di balik jeruji sel pada 1982, Anton pernah melihat banyak teman-temannya meninggal secara misterius.

Kala itu, ia merasa ketakutan dan berusaha mencari ketenangan dengan menjadi mualaf.

"Kenapa bisa tobat? Saag itu tahun 1982 ada penembakan misterius, teman saya di LP dibawa keluar tahu-tahu jadi mayat. Akhirnya saya pilih bertobat, tobat yang terbaik untuk saya," ungkapnya.

Anton merasa sudah lelah dengan kehidupannya dan ingin menjalani hidup secara normal. Akhirnya ia memutuskan untuk tobat dan memeluk agama Islam.

"Itu yang membuat saya tobat, menurut saya manusiawi. Saat itu saya ingin hidup normal. Tapi bagaimana? Apa yang mesti saya lakukan? Itulah yang membuat saya memilih menjadi Islam," tukasnya.

Sekilas Mengenai Anton Medan

Anton Medan adalah mantan perampok dan bandar judi yang kini telah insaf. Ia menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) sejak 2012.

Anton Medan memeluk agama Islam sejak 1992. Anton Medan mendirikan rumah ibadah yang diberi nama Masjid Jami' Tan Hok Liang. Masjid itu terletak di areal Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong.

Banyak tuduhan-tuduhan yang diarahkan padanya seputar keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998. Anton Medan juga pernah masuk penjara sewaktu masih menjadi perampok dan bandar judi.

Anton mengaku dirinya semula merupakan penganut agama Buddha, lalu beralih ke Kristen dan akhirnya Islam.

Sebelum masuk Islam, Anton dibesarkan di tengah-tengah politik gelap Indonesia. Itu selama pemerintahan Orde Baru Suharto ketika preman digunakan dalam politik, bisnis dan instansi pemerintah.

Pada tahun 1998, Anton Medan dijadikan kambing hitam untuk orkestrasi Kerusuhan Jakarta setelah tuduhan itu diam-diam dicabut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak