BeritaHits.id - Pemerintah berencana untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun 2021. Rupanya, wacana tersebut menuai kritik sejumlah pihak.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti turut menanggapi wacana tersebut. Susi Pudjiastuti memberikan pesan kepada Presiden Joko Widodo terkait impor beras.
Dalam sebuah cuitan di Twitter @susipudjiastuti memohon kepada Jokowi untuk berhenti melakukan impor beras.
Sebab, menurutnya masyarakat masih panen beras sehingga akan menghasilkan panen yang berlimpah.
Baca Juga:Susi Pudjiastuti Colek Jokowi Lagi, Sekarang Minta Stop Impor Beras
"Pak Presiden yth. Mohon stop impor beras, masyarakat masih ada yang panen, panen juga berlimpah," cuit Susi, dikutip Suara.com.
Susi juga meminta agar Jokowi memberikan dukungan kepada Kepala Bulog untuk tidak melakukan impor.
"Mohon berikan dukungan kepada Pak Kabulog untuk tidak melakukan impor. Juga melarang yang lain," lanjutnya.
Pesan Susi untuk Jokowi pun direspon oleh publik. Tak sedikit yang menyampaikan keluh kesah mereka merasakan akibat adanya impor beras.
Publik pun setuju dengan apa yang dicuitkan oleh Susi Pudjiasuti. Mereka meminta agar Jokowi berhenti untuk melakukan impor beras.
Baca Juga:Denny Siregar Rela Jokowi 7 Periode daripada Anies Baswedan Jadi Presiden
"Iya bu, setuju. Di tempat saya insya Allah akhir bulan ini sampai Idul Fitri panen raya. Kasihan kita (petani dan buruh tani) yang panen raya. Namun, harga gabah anjlok padahal kita sudah ngeluarin biaya yang cukup besar selama ini," ujar warganet.
Selanjutnya, ada juga yang menyampaikan nasib para petani yang kini memprihatinkan lantaran harga gabah.
"Petani saat ini memprihatinkan bu, harga gabah di tempat saya sudah di bawah Rp 3 ribu perak. Petani jelas tinggal nanggung kerugian. Sedang pupuk harga 1 kwintal sudah Rp 600 ribu," keluh warganet.
Hal serupa juga dirasakan oleh salah seorang warganet yang merupakan anak dari petani.
"Tolong pak, saya sebagai anak petani kalau lihat harga gabah anjlok merasa sia-sia menjadi petani. Menjadi petani nggak gampang, badannya capek, seperti tidak dihargai pak. Asli kalau lihat harga gabah turun rasanya pusing," ungkap seorang warganet.
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menegaskan, rencana impor beras tersebut belum pasti berjumlah satu ton.
Sebab, jelasnya, kebutuhan impor beras harus merujuk pada dinamika stok dan harga di dalam negeri.
"Pokoknya saya ingatkan, ini adalah mekanisme pemerintah, bukan berarti kita meneyetujui suatu jumlah untuk impor serta merta itu diharuskan impor segitu. Tidak," ujar Lutfi dalam konferesi pers secara virtual, Senin (15/3/2021).
Lutfi mengatakan rencana ini impor beras sebenarnya untuk menambah stok beras Bulog atau lebih dikenal Iron Stok.
Dengan begitu, lanjutnya, ketika stok menipis dan harga beras tinggi, Bulog telah memiliki cadangan beras.