BeritaHits.id - Anggota DPR RI Fadli Zon mengecam rencana Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengimpor 1 juta ton beras di tengah panen raya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, rencana impor beras tersebut sama halnya dengan menghancurkan petani dan sektor pertanian.
Hal itu disampaikan oleh Fadli melalui akun Twitter miliknya @fadlizon.
"Luar biasa nafsu impor beras 1 juta ton ini, benar-benar mau menghancurkan petani dan sektor pertanian," kata Fadli Zon seperti dikutip Beritahits.id, Selasa (23/3/2021).
Baca Juga:Harga Gabah dan Wacana Impor Beras Bikin Petani di Banyumas Tambah Pusing
Fadli Zon menilai, rencana impor beras tersebut mengisyaratkan bahwa pembangunan pertanian, khususnya pangan telah mengalami kegagalan.
Dalam hal ini mengindikasikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku kepala negara telah gagal memenuhi pangan untuk seluruh rakyat.
"Artinya pak @jokowi bisa dianggap tak mampu penuhi pangan bagi rakyat," ungkap Fadli Zon.
Polemik Impor Beras
Pemerintah berencana mengimpor beras sebanyak 1 juta ton pada 2021. Kebijakan tersebut dilakukan dengan dalih sebagai pengaman pangan di masa pandemi hingga 2021.
Baca Juga:Haikal Hassan Curiga Sidang Online HRS Berkaitan dengan Presiden 3 Periode
Namun, rencana ini ditentang banyak pihak, karena dinilai stok beras masih cukup untuk sepanjang tahun ini.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor menyebut kebijakan ini tak masuk akal karena sejumlah indikasi menunjukkan produksi padi tahun 2021 akan meningkat.
Sejumlah petani dari sentra produksi padi mulai merasakan harga jual gabah kering panen anjlok di tengah wacana impor beras 1,5 juta ton.
Kebijakan yang digulirkan pemerintah menjelang panen raya disebut petani 'menyakitkan'.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menilai kebijakan Mendag impor beras hanya akan mencoreng muka Presiden Joko Widodo.
"PDI Perjuangan mengingatkan agar menteri sebagai pembantu presiden jangan menjadi beban presiden," kata Hasto kepada wartawan, Senin (22/3/2021).
Hasto menyebut, kebijakan mengimpor beras yang dilakukan secara sepihak oleh Mendag Lutfi justru akan bertentangan dengan politik pangan Jokowi sebagai kepala negara.
"Memaksakan impor beras secara sepihak, tidak hanya bertentangan dengan politik pangan Presiden Jokowi, namun mencoreng muka Presiden Jokowi yang belum lama mengampanyekan gerakan cinta produksi dalam negeri," ungkapnya.