Ferdinand mengatakan bahwa menurutnya tindakan terorisme berlatar belakang dari kesesatan memahami kebenaran.
"Terorisme itu jelas latar belakangnya adalah kesesatan memahami kebenaran," pungkasnya.
Pendapat PBNU
Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama KH Said Aqil Siradj berpendapat, apabila bangsa Indonesia ingin menghabiskan jaringan radikalisme dan teroris, maka harus sampai ke benihnya.
Baca Juga:Bom Gereja Makassar Sama Dengan Peristiwa Surabaya, Tipe Kesukaan ISIS
Menurut Said Aqil Siradj, benih-benih terorisme itu berasal dari ajaran Wahabi.
Said Aqil mengatakan, inti ajaran Wahabisme bukanlah terorisme, Tapi, dari paham Wahabi itulah muncul bibit-bibit teroris.
Pasalnya, kata Kiai Said, ajaran wahabi memusyrikkan segala hal.
"Kalau sudah Wahabi, ini musyrik, ini musyrik, ini bidah, ini enggak boleh, ini sesat, ini dhalal, ini kafir, itu langsung satu langkah lagi, satu step lagi, sudah halal darahnya boleh dibunuh," kata Said Aqil saat membuka webinar Mencegah Radikalisme & Terorisme Untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial, Selasa (30/3/2021).
elain Wahabi, kata dia, ajaran Salafi juga menjadi pintu masuk terorisme. Sebab, Wahabi maupun Salafi sama-sama mengajarkan apa pun yang tidak sama dengan zaman Rasulullah SAW, maka termasuk sesat.
Baca Juga:Soal Terorisme di Jateng, Ganjar: Tidak ada Dampak di Jawa Tengah
"Walaupun mereka naik mobil sih, bukan naik unta. Tapi apapun yang kita lakukan, kalau tak seperti Rasulullah, katanya bidah. Kalau bidah berarti sesat. Kalau sesat berarti neraka," tuturnya.