BeritaHits.id - Atta Halilintar kembali menjadi perbincangan setelah merilis video malam pertama dengan Aurel Hermansyah. Video tersebut langsung mendapatkan kritik keras dari para guru.
Ketua PW PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) Papua, Fritz Haryadi menyebut video malam pertama Atta memang tidak mengandung konten pornografi. Namun, ia menyebut tayangan itu sebagai asupan kebodohan.
Terlebih, penikmat tayangan video Atta disebut rata-rata merupakan remaja usia sekolah. Video yang langsung ditonton 5 juta orang dalam waktu 24 jam itu dikritik sebagai "bad influencer".
"Dengan subscribers rata-rata remaja usia sekolah, Atta Halilintar menayangkan video malam pertama. Lima juta penonton dalam tempo 24 jam," tulis Fritz Haryadi melalui akun media sosialnya seperti dikutip BeritaHits.Id, Kamis (8/4/2021).
Baca Juga:Pria Ini Syok Lihat Total Belanjaan di Struk, Auto Panik Pinjam Uang
"Tentu tidak ada konten porno, platform melarangnya. Tapi ini menambah dosis baru dalam asupan kebodohan yang sudah terlalu lama dicekokkan kepada generasi muda kita," lanjutnya.
Fritz lantas membeberkan pengalaman istrinya sebagai seorang wali kelas dan guru Bahasa Inggris SMP. Murid-murid sang istri rupanya banyak yang menjadi fans dan subscriber Atta.
"Yang disukai anak-anak ini dari channel Atta diantaranya konten prank, pamer mobil mahal, pamer keseharian yang bergelimang kemewahan, dan ucapan 'Asiyaaap' yang menjadi trademark-nya," jelas Fritz.
"Pendeknya, Atta adalah perpanjangan dari sinetron. Ia menghadirkan bukti bahwa kebodohan fiktif bisa menjadi nyata. Dan untuk jasa itu anak-anak kita menimbunnya dengan uang," sambungnya.
Karena selalu membicarakan Atta, sang istri lantas menjelaskan konten-konten Atta yang dinilai tidak pantas ditiru. Ia juga memberikan cara kepada mereka agar bisa memilah mana tayangan yang baik dan tidak.
Baca Juga:Naik Pesawat Pribadi Untuk Bulan Madu, Penampilan Aurel Seharga Rumah!
"Tiap tipe konten Atta dibahas dalam obrolan itu. Tentang prank, istri saya menjelaskan bahwa itu bentuk bullying, hal yang sedang diperangi di lingkungan sekolah di seluruh dunia. Ia minta anak-anaknya unsubscribe channel Atta," beber Fritz.
"Kalau bisa jangan tonton lagi. Kalau masih terasa berat, tonton saja, tapi jangan subscribe. Habis nonton, jangan lupa dislike. Jempol turun. Atta boleh kaya dari mana saja, tapi jangan dari anak-anak kita," lanjutnya.
Menurut Fritz, langkah sang istri dapat dicontoh oleh guru-guru se-Indonesia lainnya. Langkah itu dinilai ampuh untuk merangsang kepekaan sosial dan membimbing anak-anak mengambil tindakan nyata.