BeritaHits.id - Anggota DPR RI Hidayat Nur Wahid atau HNW berdoa agar Wakil Menteri Luar Negeri RI, Mahendra Siregar tak dirisak sebagai seorang kadrun.
Hal itu disampaikan oleh HNW melalui akun Twitter miliknya @hnurwahid.
"Semoga pak Mahendra Siregar, Wamenlu RI tidak dibully sebagai kadrun dan dituduh sebagai radikal," kata HNW seperti dikutip Beritahits.id, Kamis (8/4/2021).
Dalam forum KTT D8 Bangladesh yang dilakukan secara virtual pada Rabu (7/4/2021), Mahendra mengusulkan agar negara-negara D-8 fokus pembangunan industri halal.
Baca Juga:Surat Wasiat Zakiah Aini Disebut Punya Kadrun karena Ceramah TSK Chat Mesum
HNW menilai Mahendra telah berani dalam memberikan saran untuk fokus pada industri halal dan keuangan syariah.
Usulan fokus mengembangkan industri halal dan keuangan syariah tersebut ditujukan agar pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan.
"Sudah berani terbuka menyarankan agar 8 negara anggota D8 yang mayoritas penduduknya muslim untuk fokus pada industri halal dan keuangan syariah demi mendorong pertumbuhan ekonomi," tutur HNW.
![HNW berharap wamenlu TI tak dibully kadrun (Twitter/hnurwahid)](https://media.suara.com/pictures/original/2021/04/08/60989-hnw-berharap-wamenlu-ti-tak-dibully-kadrun-twitterhnurwahid.jpg)
Industri Halal dan Keuangan Syariah
Dalam forum KTT D-8 yang digelar secara virtual, Mahendra Siregar mengajak negara-negara anggota D-8 untuk meningkatkan kerjasama di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga:Ferdinand Serang KPK: Ganti Nama Komisi Perceraian Kadrun
Mahendra menggarisbawahi dua isu penting. Pertama anggota D-8 harus mendukung dan memastikan akses yang adil dalam pemberian vaksin Covid-19.
Kedua, anggota D-8 perlu mendorong pemulihan ekonomu dengan fokus pada keunggulan negara-negara anggota.
Salah satu usulan yang disampaikan oleh Mahendra adalah mengajak negara anggota D-8 fokus mengembangkan industri halal dan keuangan syariah.
Mahendra menilai negara-negara anggota memiliki keunggulan komparatif pada sektor industri halal dan keuangan Islam.
Adapun negara-negara yang tergabung dalam D-8 atau Developing-8 meliputi negara berkembang yang mayoritas berpenduduk muslim, yaitu Indonesia, Bangladesh, Iran, Mesir, malaysia, Pakistan, Turki dan Nigeria.