Anies Baswedan Sebut Korupsi karena Kebutuhan, Ferdinand: Sesat Pikir

"Gubernur kok nalarnya sempit," ujarnya.

Rifan Aditya | Nur Afitria Cika Handayani
Sabtu, 10 April 2021 | 10:29 WIB
Anies Baswedan Sebut Korupsi karena Kebutuhan, Ferdinand: Sesat Pikir
Ferdinand Hutahaean dan Anies Baswedan

BeritaHits.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikabarkan akan membentuk KPK ibu kota di Jakarta. Rencana ini bertujuan untuk membantu mengawasi serta memantau praktik-praktik yang terjadi di DKI Jakarta.

Anies Baswedan bahkan menyebut ada tiga unsur orang melakukan tindak korupsi.

Ketiga unsur tersebut antara lain, korupsi karena kebutuhan, korupi karena keserakahan, dan korupsi karena sistem korupsi.

"Kami melihat ada tiga unsur penyebab mengapa muncul korupsi. Saya menggarisbawahi tiga kelompok besar korupsi karena kebutuhan, korupsi karena keserakahan, dan korupsi karena sistem korupsi," jelasnya, dikutip dari terkini.id--jaringan Suara.com.

Baca Juga:Anies Bikin Tugu Sepeda di Sudirman, DPRD: Apa yang Legendaris dari Sepeda?

Pernyataan Anies Baswedan itu mendapatkan perhatian Ferdinand Hutahaean. Mantan politisi Partai Demokrat itu memberikan sindirian kepada Anies.

Cuitan Ferdinand Hutahaean. (Twitter)
Cuitan Ferdinand Hutahaean. (Twitter)

Dirinya menyebut bahwa Anies memiliki nalar yang sempit dengan berupaya membela seorang koruptor.

Ferdinand juga menyebut Anies memiliki pemikiran yang sesat lantaran menilai korupsi terjadi karena kebutuhan hidup.

"Gubernur kok nalarnya sempit bahkan berupaya membela koruptor. Menyebut korupsi terjadi karena kebutuhan hidup adalah bentuk pamer kesesatan berpikir," ujarnya, dikutip Beritahits.id.

Lebih lanjut, Ferdinand menyinggung soal dana Formula E yang telah dikeluarkan triliun rupiah.

Baca Juga:Tak Dilibatkan Ikut Buru Aset Kasus BLBI, KPK: Kami Akan Bantu Data

"Mudah-mudahan dana formula E yang sudah keluar triliunan rupiah itu bukan karena kebutuhan hidup!" harapnya.

Selain itu, Ferdinand juga menyinggung bahwa rencana pendirian KPK DKI merupakan strategi Anies untuk membangun citra positif.

Menurutnya, hal tersebut digunakan untuk menutupi realita sesungguhnya bahwa ada dugaan korupsi di Jakarta.

"Nies, ini namanya sebuah kondisi dimana ketika retorika kata-kata dan rangkaian kalimat tertata menjadi alat membangun citra dan menutupi realitas sesungguhnya. Dugaan korupsi di Jakarta terang benderang di depan mata, rumah dp 0 persen dan Formula E contoh nyata," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak