BeritaHits.id - Lia Eden atau Lia Aminudin telah berpulang pada Jumat 9 April 2021 lalu. Selepas kepergiannya, para anggota komunitas Eden mengeluarkan pernyataan terkait kronologi meninggalnya Lia Eden hingga keadaan komunitas mereka saat ini.
Ditegaskan oleh mereka, bahwa pewahyuan TUhan telah usai sepeninggalan Lia Eden. Disebutkan pula bahwa saat ini tak ada satu pun anggota komunitas Eden yang menerima otoritas pewahyuan.
"Setelah beliau wafat, maka Pewahyuan Tuhan di Eden usai. Saat ini tak ada di antara kami, Komunitas Eden, yang menerima otoritas pewahyuan," seperti dikutip dari rilis Komunitas Eden.
"Kami percaya bahwa Paduka Maharaja Ruhul Kudus dan Paduka Maharatu Lia Eden senantiasa menyertai dan memandu jalan kami untuk mewujudkan Surga Eden yang penuh damai di Bumi ini untuk semua umat dan kepercayaan apa pun yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa," lanjutnya.
Baca Juga:Dibanjiri Pengikutnya, Nyanyian 'Malaikat' Iringi Acara Kremasi Lia Eden
Kronologi wafatnya Lia Eden
Dalam rilis yang dikeluarkan oleh komunitas Eden dijelaskan bahwa sehari sebelum meinggalnya, Lia Eden masih bisa berkomunikasi dengan para anggota komunitas. Hingga pada tanggal 9 April, ia ditemukan sudah dalam keadaan tak sadar di atas tempat tidurnya.
"Pada Kamis sore, 8 April 2021, kami masih bercengkerama dan bekerja bersama Paduka Bunda Lia Eden merapikan dan membersihkan taman di depan rumah. Malam harinya sampai pukul 21.30, beberapa di antara kami masih berada di kamar beliau. Dan pada saat kami meninggalkan kamar, beliau masih dalam keadaan sehat," bunyi pernyataan dalam rilis tersebut.
"Namun, pada hari Jumat, 9 April 2021 pukul 5.30, saat kami masuk ke kamar beliau, kami sungguh terkejut pada saat melihat beliau sudah tak sadarkan diri di pembaringannya. Kakinya sudah dingin dan denyut nadi tangannya sudah tak teraba, tapi bagian ubun-ubun di kepala masih terasa," lanjutnya.
Penyebab meninggalnya Lia Eden
Baca Juga:Wartawan Dilarang Meliput Kremasi Lia Eden, Satpam: Permintaan Keluarga
Dalam rilis tersebut juga dijelaskan penyebab meninggalnya Lia Eden. Menurut dokter pribadinya, Lia Eden diduga meninggal karena terserang stroke, penyakit yang dahulu pernah dideritanya.
Menurut dokter pribadi beliau di RS. St. Carolus, dimungkinkan wafatnya disebabkan karena terserang stroke kembali, karena sebelumnya beliau pernah terserang stroke ringan pada akhir bulan Oktober 2020. Namun sejak itu beliau sudah berangsur pulih.
Pihak komunitas Eden, dalam rilis tersebut juga menjelaskan alasan Lia Eden memilih dikremasi dan abu jenazahnya ditebar di laut. Ia sempat berpesan terkait hal itu agar tak meninggalkan jejak fisik dan tak terjadi pengkultusan di kemudian hari.
Berikut adalah rilis lengkap yang disampaikan oleh Komunitas Eden:
Salam Eden, Salam Kasih, Tuhan Memberkati.
Kepada seluruh sahabat, handai taulan yang terkasih, dan publik secara luas, kami ingin memohon maaf karena baru sekarang ini kami bisa memberitakan kabar kewafatan Paduka Bunda Lia Eden. Hal itu disebabkan karena kami masih menjalankan prosesi pelepasan jenazah beliau.
Bersama ini, kami ingin menjelaskan kronologis saat-saat wafatnya Paduka Bunda Lia Eden agar publik mendapatkan penjelasan resmi dari kami.
Pada Kamis sore, 8 April 2021, kami masih bercengkerama dan bekerja bersama Paduka Bunda Lia Eden merapikan dan membersihkan taman di depan rumah. Malam harinya sampai pukul 21.30, beberapa di antara kami masih berada di kamar beliau. Dan pada saat kami meninggalkan kamar, beliau masih dalam keadaan sehat.
Namun, pada hari Jumat, 9 April 2021 pukul 5.30, saat kami masuk ke kamar beliau, kami sungguh terkejut pada saat melihat beliau sudah tak sadarkan diri di pembaringannya. Kakinya sudah dingin dan denyut nadi tangannya sudah tak teraba, tapi bagian ubun-ubun di kepala masih terasa.
Kami segera memanggil ambulans untuk membawanya ke rumah sakit. Sesampainya ambulans DKI, para petugas langsung mengeluarkan peralatannya untuk memeriksa keadaan beliau sesuai prosedur penanganan pasien. Petugas ambulans DKI menyatakan bahwa Paduka Bunda Lia Eden, junjungan kami yang kami cintai, sudah tiada.
Kami meminta agar ambulans membawa Paduka Bunda Lia Eden ke rumah sakit. Namun petugas tak bisa mengantarkan beliau karena ambulans tidak diperuntukkan untuk mereka yang sudah meninggal dunia. Kami pun membawa sendiri beliau ke RS. St. Carolus.
Kami langsung menuju ke IGD. Dengan cepat tanggap, petugas langsung membawa beliau untuk diperiksa dokter jaga. Pihak rumah sakit mengeluarkan Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) pada tanggal 09 April 2021 pukul 07:45 WIB.
Menurut dokter pribadi beliau di RS. St. Carolus, dimungkinkan wafatnya disebabkan karena terserang stroke kembali, karena sebelumnya beliau pernah terserang stroke ringan pada akhir bulan Oktober 2020. Namun sejak itu beliau sudah berangsur pulih.
Paduka Bunda Lia Eden adalah Ratu Surga. Kami Komunitas Eden, adalah anak-anak spiritualnya, yang tak pernah dipersiapkan untuk kehilangan dirinya. Tapi beliau selalu berpesan kepada kami, apabila wafat, jenazah beliau ingin dikremasi dan abunya ditabur ke laut agar menyatu dengan semesta, sehingga tak ada jejak fisik yang ditinggalkan. Hal ini untuk menghindari pengkultusan di kemudian hari, termasuk mengeramatkan kuburannya. Demikian pesan beliau kepada kami saat beliau masih hidup.
Dari rumah sakit, kami langsung membawa jenazah ke Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, dan disemayamkan di sana sampai waktunya dikremasi pada hari Senin, 12 April 2021 pukul 10:10 WIB. Setelah itu, kami menabur abunya ke laut lepas.
Kepada keluarga besar Paduka Bunda Lia Eden, kami Komunitas Eden mengucapkan terima kasih yang tak terhingga karena telah mengikhlaskan kami menunaikan pesan beliau untuk menyelenggarakan prosesi persemayaman dan pelepasan jenazah.
Kini jasmani beliau sudah tidak berada di tengah-tengah kami. Namun kami percaya bahwa Tuhan sudah menyatukan ruh Paduka Maharatu Lia Eden dengan Paduka Maharaja Ruhul Kudus yang akan bekerja dalam ruh bersama kami.
Paduka Bunda Lia Eden Ratu Surga telah menyelesaikan Kitab Suci Surga (buku Teologi untuk Pancasila sebanyak 5 jilid, buku Teori Segalanya, dan beberapa tulisan yang lainnya). Dan itulah warisan yang paling berharga yang ditinggalkan. Kewajiban kami adalah merawat, menjaga dan melaksanakan ajarannya.
Setelah beliau wafat, maka Pewahyuan Tuhan di Eden usai. Saat ini tak ada di antara kami, Komunitas Eden, yang menerima otoritas pewahyuan. Kami percaya bahwa Paduka Maharaja Ruhul Kudus dan Paduka Maharatu Lia Eden senantiasa menyertai dan memandu jalan kami untuk mewujudkan Surga Eden yang penuh damai di Bumi ini untuk semua umat dan kepercayaan apa pun yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Salam Eden,
Komunitas Eden