BeritaHits.id - Politisi PSI Muannas Alaidid mengkritik aksi anggota Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 Laskar FPI, Abdullah Hehamahua yang bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Abdullah Hehamahua merasa seperti Musa saat mendatangi Firaun, ketika ia bertemu dengan Jokowi beberapa waktu lalu.
Melalui akun Twitter @muannas_alaidid, Muannas menilai cara berpikir Hehamahua tersebut seperti iblis yang tak pantas ditiru.
"Ini orang cara berpikirnya sama seperti iblis, jangan ditiru," kata Muannas seperti dikutip Beritahits.id, Kamis (15/4/2021).
Baca Juga:Guntur Romli Sentil Hehamahua: Jangan Sombong Merasa Nabi, Lawannya Firaun
Menurut Muannas, kebencian yang sudah mengalir dalam diri Abdullah Hehamahua membuat segala sesuatu pada diri lawannya terlihat buruk.
Bahkan, meski Jokowi merupakan seorang Muslim sekalipun, hal tersebut tak mengurangi kebencian lawan politiknya.
"Kalau sudah benci yang dilihat jeleknya saja hanya karena beda dengan kelompoknya, meski semua tahu Jokowi juga muslim," ungkapnya.
Musa Datangi Firaun
Anggota Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 Laskar FPI, Abdullah Hehamahua menceritakan momen ketika pihaknya bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, 9 Maret 2021 lalu.
Baca Juga:Profil Abdullah Hehamahua, Sebut Datangi Jokowi Bak Musa Datangi Firaun
Dalam pertemuan guna membahas 6 Laskar FPI yang ditembak polisi itu, Hehamahua mengatakan pihaknya seperti Musa mendatangi Firaun.
Hehamahua bercerita dari mulai penelusuran kasus, berlangsungnya sumpah Mubahalah, sampai TP3 6 Laskar FPI dipanggil ke istana.
"Tanggal 8 ada telepon dari Istana ke Sekretaris TP3, Marwan Batubara, bahwa Istana siap menerima, besoknya tanggal 9 jam 10," ungkapnya.
Kedatangan TP3 tersebut harus memenuhi syarat, di antaranya melakukan tes antigen di rumah sakit yang telah ditentukan yakni daerah Menteng.
Hehamahua kemudian mengatakan, pertemuan tersebut bak Nabi Musa mendatangi langsung Firaun guna menyampaikan kebenaran.
"Singkatnya besok kami datang, kami sepakat datang seperti Musa datang ke Firaun," ujarnya tegas.
Meski begitu, dia mengaku bukan bermaksud menganggap Jokowi sebagai Firaun. Hanya saja, dia sama-sama penguasa seperti Firaun.
"Tidak berarti Jokowi itu Firaun, tapi kita menempatkan posisi dia penguasa seperti ketika Firaun jadi penguasa, dan kami seperti Musa yang perjuangkan kepentingan rakyat, bangsa, kemudian menegakkan keadilan," sambung eks Penasihat KPK itu.