Viral Video Wanita Kejang-Kejang saat Dugem, Ramai Diduga karena OD

"Ini yang namanya dugem sampai akhirat," celutuk warganet.

Dany Garjito | Ruth Meliana Dwi Indriani
Selasa, 04 Mei 2021 | 11:03 WIB
Viral Video Wanita Kejang-Kejang saat Dugem, Ramai Diduga karena OD
Viral Video Wanita Kejang-Kejang Saat Dugem. (TikTok/@virginitayenra25)

BeritaHits.id - Sebuah video yang menunjukkan aksi dugem seorang wanita hingga kejang-kejang telah menjadi viral. Peristiwa ini terjadi di sebuah klub malam yang langsung menghebohkan warganet.

Video yang dibagikan akun TikTok @virginitayenra25 itu telah disaksikan hampir 8,5 juta kali. Tayangan ini nampak menunjukkan momen saat wanita itu mengalami kejang-kejang saat dugem.

Terlihat seorang wanita kehilangan kendali tubuh saat sedang dugem di klub malam bersama teman-temannya. Dalam posisi duduk, tubuh wanita itu seperti kejang-kejang dengan kondisi setengah sadar.

"Serem, seriusnya ini. Jadi trauma ya Allah buat dugem lagi," tulis keterangan dalam video itu seperti dikutip oleh BeritaHits.Id, Selasa (4/5/2021).

Baca Juga:Viral Ibu-ibu Salah Naik Eskalator, Wanita Ini Jadi Sasaran Amarah Warganet

Dalam slide video selanjutnya, terlihat video jenazah yang terbaring di kursi klub malam. Jenazah itu diduga merupakan wanita yang sempat kejang-kejang itu.

Viral Video Wanita Kejang-Kejang Saat Dugem. (TikTok/@virginitayenra25)
Viral Video Wanita Kejang-Kejang Saat Dugem. (TikTok/@virginitayenra25)

Penyebab kematiannya diduga karena mengalami overdosis saat dugem.

"OD (overdosis) gara-gara monyet biru ntah royal biru," berdasarkan keterangan dalam video.

Akun yang membagikan video itu kemudian memberikan pesan bijak bagi warganet yang menyaksikannya.

"Jadikan ini teguran buat semuanya. Karena umur hanya Allah yang tahu dan banyak-banyak istigfar," pesan video tersebut.

Baca Juga:Apes! Maling Motor Dibekuk Warga Cibinong Bogor

Viral Video Wanita Kejang-Kejang Saat Dugem. (TikTok/@virginitayenra25)
Viral Video Wanita Kejang-Kejang Saat Dugem. (TikTok/@virginitayenra25)

Peristiwa itu langsung mendapatkan beragam komentar dari warganet. Banyak dari mereka yang merasa miris dan iba dengan kejadian yang dialami wanita itu.

"Intinya dia terlalu banyak makan obat dugem gitu. Yang pengalaman pasti tahu, saking gak bisa ngontrol diri sendiri dan terlalu banyak," komen warganet.

"Overdosis obat keknya itu soalnya kejang-kejang itu pernah saya alami dan rasanya nyawa udah hampir kecabut. Untung masih hidup," curhat warganet.

"Dalam Islam sudah dijelaskan. Allah akan mematikan seseorang sesuai dengan kebiasaannya. Maka isilah umur dengan kebaikan," pesan warganet lain dengan bijak.

"Ini yang namanya dugem sampai akhirat," celutuk warganet.

"Makanya menikmati pergaulan tidak harus mengikuti apa yang orang lakuin. Tetap jadi diri sendiri, gaul tetap gaul tapi jangan jadi budak dari gaul itu sendiri," ingat warganet.

Video yang menjadi viral di TikTok ini bisa disaksikan di sini.

Efek Narkoba pada Otak

Penggunaan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya dapat mempengaruhi kerja otak yang berfungsi sebagai pusat kendali tubuh. Akibatnya tentu saja akan berpengaruh terhadap seluruh fungsi tubuh Anda. Lantas, seperti apa efek narkoba pada otak?

Berikut ulasan lebih jauh mengenai efek narkoba pada otak yang harus Anda waspadai yang dihimpun oleh hellosehat.com.

Memanipulasi perasaan, mood, dan perilaku

Karena narkoba berpengaruh pada kerja otak, narkoba bisa mengubah suasana perasaan, cara berpikir, kesadaran dan perilaku pemakainya. Itulah sebabnya narkotika disebut zat psikoaktif.

Ada beberapa macam efek narkoba pada otak, seperti menghambat kerja otak, yang disebut depresansia, hal ini akan menurunkan kesadaran sehingga timbul rasa kantuk. Contohnya adalah golongan opioida seperti candu, morfin, heroin, petidin), obat penenang (sedativa dan hipnotika) seperti pil BK, Lexo, Rohyp, MG dan alkohol.

Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas ‘kehidupan’ perasaan, yang disebut sistem limbus. Hipotalamus sebagai pusat kenikmatan pada otak adalah bagian dari sistem limbus.

Memacu kerja otak berlebihan

Narkoba juga dapat memacu kerja otak atau yang sering disebut stimulan, sehingga timbul rasa segar dan semangat, percaya diri meningkat, dan hubungan dengan orang lain menjadi akrab.

Namun, hal ini bisa menyebabkan Anda tidak bisa tidur, gelisah, jantung berdebar lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Contohnya adalah amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, dan nikotin yang terdapat dalam tembakau.

Memicu halusinasi

Ada pula narkoba yang menyebabkan khayal, atau yang juga sering disebut halusinogen. Contoh adalah LSD. Selain LSD, ada ganja yang menimbulkan berbagai pengaruh, seperti berubahnya persepsi waktu dan ruang, serta meningkatnya daya khayal, sehingga ganja dapat digolongkan sebagai halusinogenika.

Dalam sel otak terdapat bermacam-macam zat kimia yang disebut neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja pada sambungan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya (sinaps). Sejumlah neurotransmitter itu mirip dengan beberapa jenis narkoba.

Semua zat psikoaktif (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain) dapat mengubah perilaku, perasaan dan pikiran seseorang melalui pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa neurotransmitter. Neurotransmitter yang paling berperan dalam terjadinya ketergantungan adalah dopamin.

  1. Pengaruh narkoba terhadap sistem saraf
    Penyalahgunaan narkotika memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf. Apa saja?
  2. Gangguan saraf sensorik
    Gangguan ini menyebabkan rasa kebas dan penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan.
  3. Gangguan saraf otonom
    Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak dikehendaki melalui gerak motorik. Sehingga orang yang dalam keadaan mabuk bisa melakukan apa saja di luar kesadarannya. Misalnya saat mabuk, para pemakai ini bisa mengganggu orang, berkelahi dan sebagainya.
  4. Gangguan saraf motorik
    Gerakan ini tanpa koordinasi dengan sistem motoriknya. Contohnya seperti orang lagi ‘on’, kepalanya bisa goyang-goyang sendiri, gerakannya baru berhenti jika pengaruh narkobanya hilang.
  5. Gangguan saraf vegetatif
    Hal ini terkait bahasa yang keluar di luar kesadaran. Tak hanya itu, efek narkoba pada otak bisa menimbulkan rasa takut dan kurang percaya diri jika tidak menggunakannya.

Dalam jangka panjang, narkoba secara perlahan bisa merusak sistem saraf di otak mulai dari ringan hingga permanen. Saat penggunaan narkotika, muatan listrik dalam otak berlebihan, jika sudah kecanduan, maka lama kelamaan saraf bisa rusak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak