Dinilai Bungkam Soal KPK, Tagar 'Slank Penipu' Jadi Trending Panen Kritik

Warganet beramai-ramai mempertanyakan alasan Slank tetap bungkam.

Rifan Aditya | Ruth Meliana Dwi Indriani
Kamis, 13 Mei 2021 | 17:16 WIB
Dinilai Bungkam Soal KPK, Tagar 'Slank Penipu' Jadi Trending Panen Kritik
Slank merilis album baru yang ke-23 berjudul Slanking Forever. [Revi C Rantung/Suara.com]

BeritaHits.id - Tagar 'Slank Penipu' tengah menjadi trending topic di Twitter. Trending ini merupakan bentuk kritikan warganet terhadap band Slank yang dinilai bungkam terkait polemik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menonaktifkan 75 pegawainya.

Warganet beramai-ramai mempertanyakan alasan Slank tetap bungkam. Padahal, selama ini band Slank terkenal sebagai grup musik yang selalu vokal dalam memberikan kritikan kepada pemerintah, baik secara langsung maupun melalui karya-karya mereka.

Salah seorang pengguna Twitter dengan akun @kafiradikalis memberikan kritikan tajam tehradap Slank. Ia menyentil perbedaan Slank era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bagi yang bingung #SlankPenipu jadi trending yakni karena dulu mereka lantang bela KPK saat disenggol penguasa (era SBY)," cuit @kafiradikalis seperti dikutip oleh BeritaHits.Id, Kamis (13/5/2021).

Baca Juga:Angin Prayitno Belum Bisa Dijenguk Keluarga di Rutan KPK, Masih Isolasi

"Tapi kini ketika rezim @jokowi berkuasa (yang didukung Slank) bikin KPK sekarat, eh Slank malah membela penguasa," lanjutnya.

Tagar 'Slank Penipu' Jadi Trending Panen Kritik. (Twitter/@kafiradikalis)
Tagar 'Slank Penipu' Jadi Trending Panen Kritik. (Twitter/@kafiradikalis)

Sedangkan warganet lainnya nampak menyentil Slank dengan salah satu lirik lagu band mereka sendiri. Lirik ini terkait KPK. Warganet pun menyatakan menolak lupa atas kritikan lantang Slank di masa lalu yang kini sudah padam.

"Balikin-balikin KPK gue kayak dulu lagi. Elo harus tanggung jawab kalau KPK nanti-nanti mati. Balikin-balikin kehidupanku yang seperti dulu lagi. Balikin-balikin kebebasanku yang seperti dulu lagi. (Disadur dari lagu Slank). Merawat ingat," tulis seorang warganet.

Tagar 'Slank Penipu' Jadi Trending Panen Kritik. (Twitter/@dadangrhs)
Tagar 'Slank Penipu' Jadi Trending Panen Kritik. (Twitter/@dadangrhs)

Selain itu, berikut merupakan sejumlah kritikan warganet terkait Slank yang dinilai bungkam soal upaya pelemahan KPK:

"Jaman sekarang jangan percaya bacotan para musisi atau selebriti yang seolah bela rakyat dengan lagu atau statment mereka. Karena semua itu bushit. Ingat kebanyakan musisi atau selebriti mereka akan selalu mendukung kebijakan pemerintah entah benar atau salah asalkan aman dan terus bisa berkarya," kritik warganet.

Baca Juga:Berlebaran, Anggota Keluarga Tahanan KPK Datang Membawakan Makanan

"Dulu suaranya sangat lantang. Sekarang malah beku," sentil warganet.

"Dulu sebelum reformasi lagunya kritis setelah dekat dengan penguasa jadi miris. #slankpenipu jadi trending," tambah yang lain.

"Terus terang, saya juga kecewa. Maafkanlah aku," celutuk warganet.

Kontroversi KPK Resmi Nonaktifkan 75 Pegawai Yang Tak Lolos TWK

KPK resmi menonaktifkan 75 pegawai yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK), termasuk penyidik Novel Baswedan.

Penonaktifan Novel Baswedan dan 74 pegawai KPK itu termaktub dalam Surat Keputusan Pimpinan KPK Nomor 652 Tahun 2021, yang diteken Ketua KPK Firli Bahuri tertanggal 7 Mei 2021.

Terkait putusan itu, Novel dan puluhan pegawai KPK menegaskan bakal melawan keputusan tersebut karena dinilai janggal.

Dia mengatakan, 75 pegawai KPK termasuk dirinya sedang mendiskusikan penonaktifan tersebut.

Sementara tim kuasa hukum dari koalisi masyarakat sipil akan mendampingi mereka dalam proses perlawanan.

"Akan ada tim kuasa hukum dari koalisi masyarakatr sipil. Lucu juga SK (surat keputusan) penonaktifannya," kata Novel, Selasa (11/5/2021).

Dia mengungkapkan, SK itu dimaksudkan untuk menginformasikan dirinya dan 74 pegawai lain tidak lolos penilaian.

Tapi, kata dia, di dalam SK itu juga ada poin bahwa Novel dan pegawai yang tak lulus harus menyerahkan tugas serta tanggung jawab ke atasan.

Artinya, Novel tidak boleh lagi melakukan penyidikan atas kasus-kasus korupsi.

Padahal, selama ini diketahui, Novel serta sejumlah penyidik lain yang tak lulus TWK, dikenal sebagai orang yang getol membongkar kasus korupsi kelas kakap. (Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak