Mau Buktikan Aman, Pria Hirup Nafas Pasien Diduga Positif Covid-19, Foto Duka Cita Beredar

"COVIDIOT adalah sahabat terbaik virus corona sebelum ia tertimbun tanah di liang kubur," kata dokter.

Dany Garjito | Ruth Meliana Dwi Indriani
Jum'at, 16 Juli 2021 | 09:06 WIB
Mau Buktikan Aman, Pria Hirup Nafas Pasien Diduga Positif Covid-19, Foto Duka Cita Beredar
Mau Buktikan Aman, Pria Hirup Nafas Pasien Diduga Positif Covid-19, Foto Duka Cita Beredar. (Twitter)

"Takabur dan kesombongan akan membawa petaka, tanpa pandang bulu dari rakyat jelata hingga orang ternama. Para COVIDIOT adalah sahabat terbaik virus corona, karena ia akan menjadi tempat berkembang biak dan penebar virus kemana-mana, sebelum ia tertimbun tanah di liang kubur," kata Bambang.

Menurutnya, sosok COVIDIOT juga menjadi penyebab tingginya kasus virus corona di Indonesia seperti sekarang ini. Bahkan., bukan tidak mungkin kondisi di Indonesia akan menjadi yang terburuk di dunia.

"Hal-hal seperti ini yang menyebabkan negeri +62 telah meraih peringkat pertama kasus baru di dunia, menjadi episentrum Asia. Bahkan bisa menjadi episentrum Covid-19 dunia yang akan terisolir dari seluruh negara di dunia. Menyedihkan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Masudin dikenal sebagai sosok terapis yang ahli mengobati pasien tuna rungu, baik bawaan dari lahir maupun karena sebab lain.

Baca Juga:Pria Mendadak Tumbang Dalam Gerai ATM, Kepala Bentur Kaca Hingga Pecah

Semasa hidupnya, Masudin pernah meraih berbagai penghargaan. Mulai dari pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk kategori terapi tercepat maupun Centurion World Redord, penghargaan kelas dunia dari Amerika Serikat.

Sejak saat itu, sejumlah pasien dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri mulai datang. Terapi syaraf telinga Masudin bahkan samapi dikenal dengan terapi kelas ‘sultan’.

Namun, tidak demikian sebenarnya. Mendiang tidak selalu memasang tarif yang sama untuk para pasien. Khusus pasien dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, dirinya mematok tarif yang mahal. Namun tak jarang pasien yang kurang mampu malah digratiskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak