BeritaHits.id - Presiden Joko Widodo telah mengejutkan masyarakat saat tiba-tiba blusukan tengah malam. Ia membawa sembako dan obar-obatan untuk warga di Sunter Agung Jakarta Utara yang menuai perhatian.
Aksi Presiden Jokowi itu bahkan dikait-kaitkan mirip dengan Khalifah Umar bin Khattab dalam sejarah Islam. Namun, warganet pun terbelah terkait pandangannya.
Sebagian memuji Jokowi yang disebut mirip dengan sosok sahabat Nabi Muhammad SAW karena memanggul beras sendiri untuk rakyatnya yang kelaparan.
Namun, sebagian lainnya justru mencibir aksi Jokowi karena dinilai pencitraan. Mereka menyebut Jokowi tidak bisa meniru apa yang dilakukan dengan Umar bin Khattab karena blusukan dengan menyertakan tim dokumentasi yang terkesan pencitraan.
Baca Juga:Malam-malam, Kapolri Blusukan di Solo Bagi Sembako ke Warga dan Pedagang Angkringan
Sebagai informasi, Khalifah Umar bin Khattab dalam sejarah Islam diceritakan tertampar malam-malam saat mendapati rakyatnya, seorang janda kelaparan. Janda itu memasak batu untuk menenangkan anaknya.
Melihat hal itu, Umar kemudian kembali memikul gandum sendiri dan membantu sang janda memasak malam itu juga. Umar merasa sebagai pemimpin tak memerhatikan rakyatnya. Kisah itu kemudian dikaitkan dengan blusukan Presiden Jokowi.
Kendati memicu perdebatan, aksi blusukan Presiden Jokowi itu dibela oleh Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Profesor Henry Subiakto. Ia menilai wajar Jokowi blusukan karena hanya ingin mengetahui kondisi rakyatnya secara langsung.
"Pemimpin ingin mengetahui detak kehidupan rakyat secara langsung dengan masuk ke pemukiman agar bisa melihat mereka yang lagi susah, itu sesuatu yang baik," tulis Henry seperti dikutip dari Hops.id -- jaringan BeritaHits.Id, Sabtu (17/7/2021).
Pun demikian Henry Subiakto juga menyebut dulu Umar bin Khattab juga blusukan ke rakyat. Dan itu, menurut dia, malah menjadi contoh. Menurut dia, hanya orang dengki yang melihat semua hal dari sisi negatif.
Baca Juga:Respons Putusan Jokowi, Mahfud MD Bongkar Asal Usul Vaksin Berbayar
"Khalifah Umar bin Khattab pun dulu juga blusukan ke rakyat, itu justru jadi contoh. Hanya orang dengki yang semua hal dilihat dari sisi negatif,” tulis Henry dikutip Jumat 16 Juli 2021.
Sementara itu, Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono mengkritik langkah Jokowi yang blusukan malam-malam. Menurutnya, seorang presiden tidak segarusnya bagi-bagi sembako dan obat.
Terlebih, hal itu seharusnya diurus oleh jajarannya. Pandu menyarankan agar Presiden Jokowi memimpin langsung penanganan pandemi virus corona, bukan menyerahkannya ke menteri.
"Istirahat dong Pak @jokowi. Jangan tergoda untuk berbuat kebaikan di malam hari, sudah ada yang ngurusi bansos, sudah ada nakes di Puskesmas yang ngurusi orang sakit. Jangan bagi-bagi obat keras pada orang yang tidak butuh. Kami hanya minta memimpin, jangan diserahkan lagi ke Pak Luhut dkk," saran Pandu di Twitter.
Malam-malam Jokowi Keliling Bagikan Obat dan Paket Sembako
Presiden RI Joko Widodo membagikan paket obat dan sembako kepada warga di Jakarta Utara, Kamis (15/7/2021) malam.
Dalam video di channel Sekretariat Presiden yang diunggah pada Kamis (15/7) malam, Presiden Jokowi tampak mendatangi rumah warga di gang kecil dengan mengenakan masker, sarung tangan hitam, kemeja putih yang dibalut dengan jaket cokelat muda, serta celana hitam.
Dalam keterangan video disebutkan waktu kunjungan adalah pukul 20.52 WIB, Presiden pun tampak ditemani Paspampres.
"Malam hari ini saya berada di Kampung Sunter Agung dalam rangka mengawali pemberian sembako kepada masyarakat yang akan diberikan menyeluruh yang sudah disiapkan 200.000 ton beras yang akan disalurkan nanti dari Bulog," kata Presiden Jokowi di Kampung Sunter Agung, Jakarta.
Tidak ketinggalan, Presiden Jokowi juga membagikan paket obat kepada masyarakat.
"Kedua, saya juga membagikan paket obat, baik yang untuk gejala ringan paket 1, paket 2 yang gejala sedang dan paket 3, yang pada awal ini akan membagikan 300.000 paket obat itu," kata Presiden.