BeritaHits.id - Beredar video seorang bapak-bapak yang memotong pisang dan membuangnya ke dalam tong sampah.
Terdapat keterangan dalam video tersebut, pisang itu tak laku dijual sehingga dibuang di tong sampah.
Sebelum dibuang, pisang-pisang itu terlihat dipotong sampai hancur.
Pisang tersebut dimasukkan ke dalam tong sampah berwarna hitam.
Baca Juga:Viral Guru Honor yang Curhat Soal Gaji Hanya Rp 315 Ribu
Aksi bapak itu langsung mencuri perhatian warganet. Mereka memberikan kritika atas aksi bapak tersebut.
Diduga Tak Laku Dijual
Berdasarkan video singkat yang beredar, bapak tersebut tampak memasukkan pisang ke dalam tong berwarna hitam.
Tong tersebut terlihat gosong karena dibakar. Di dalam tong berwarna hitam itu terdapat sejumlah pisang yang sudah dipotong-potong.
Bapak tersebut mencampur isi pisang tersebut dengan kulitnya.
Baca Juga:Viral Dua Pemotor Berantem di Tengah Jalan, Mendadak Ciut Cuma Gegara Ini
Dia tampak memotong pisang tersebut menggunakan pisau berukuran besar.
Bapak bertopi merah muda tersebut, memotong satu per satu bagian pisang dan dimasukkan ke dalam tong.
Samar-samar terlihat asap mengepul di tong hitam itu. Semua pisang tersebut ia masukkan ke dalamnya.
Dituliskan dalam keterangan video itu, pisang itu dibuang lantaran tidak laku dijual.
"Dijual nggak laku pisangnya," tulis keterangan video itu, dikutip Beritahits.id.
Sementara itu, si pengunggah memberikan tambahan keterangan yang menyebut petani merana.
"Petani merana," jelasnya.
Komentar Warganet
Aksi bapak yang membuang pisang tersebut langsung mencuri perhatian warganet. Mereka terlihat memberikan saran dan kritik agar pisang itu tidak dibuang.
"Kalau menurut gue sihbagi bagiin lumayan seenggaknya nggak dapat duit insya Allah dapat pahala," balas warganet.
"Diolah jadi keripik pisang, dijual di online dengan harga lebih kurang dari yang ada di online, laku keras," kata warganet.
"Sebenarnya kalau kreatif bisa laku kok asal mau aja," komentar warganet.
"Padahal bisa diolah jadi makanan yang lain daripada mubazir," ujar warganet lain.
