BeritaHits.id - Seorang korban banjir baru-baru ini meminta bantuan evakuasi melalui TikTok. Namun, aksi minta tolongnya itu justru dinyinyiri oleh seorang warganet yang menuai simpati publik.
Hal ini dibagikan oleh akun Twitter @AREAJULID yang membagikan tangkapan layar akun TikTok korban banjir tersebut. Hingga berita ini dipublikasikan, cuitan ini sedikitnya telah di-retweet 800 kali dan mendapatkan 10 ribu tanda suka.
"Orang lagi minta tolong malah dikata-katain ckckckck. Miris gak ada empatinya sama sekali," tulis akun ini sebagai keterangan TikTok seperti dikutip BeritaHits.id, Senin (8/11/2021).
Tangkapan layar itu menunjukkan bagaimana seorang perempuan meminta bantuan warganet lewat TikTok. Ia meminta warganet untuk membantunya menghubungi Tim SAR untuk melakukan evakuasi di rumahnya.
Baca Juga:Banjir di Pejaten Timur, Ketinggian Air hingga 2 Meter
Perempuan tersebut menjelaskan dirinya merupakan korban banjir di Limboto Barat, Gorontalo. Menurut pengakuannya, banjir di rumahnya sudah mencapai tinggi lutut orang dewasa.
Situasi tersebut membuatnya tersebut semakin panik. Bagaimana tidak, ia memiliki orang tua yang sudah tidak bisa jalan sehingga membutuhkan bantuan evakuasi.
"Saya minta tolong siapa saja yang bisa hubungi Tim SAR. Saya di Limboto Barat. Saya ada orang tua tidak bisa jalan. Saya minta tolong, saya minta bantuan. Ini air sudah mau selutut. Saya tidak ada bantuan, saya minta tolong," tulis pengguna TikTok tersebut.
Pengguna TikTok ini juga membagikan video kondisi rumahnya yang sudah digenangi air. Tak disangka, permintaan tolongnya itu justru berakhir menyesakkan akibat komentar seorang warganet.
Seorang warganet dengan akun @proastinghandal justru menghujat korban banjir itu karena bermain TikTok, alih-alih mencari kontak Tim SAR. Ia mencibir korban yang justru tidak memanfaatkan kuota internet untuk mencari nomor Tim SAR di Google.
Baca Juga:Mensos Risma Tegur Bupati Gresik Perkara Banjir Bandang
"Gini mbak, lu kan ada kuota tuh. Nah di dunia ini ada namanya Google. Nah, Google itu bisa search nomor Tim SAR, bukannya viewers atau rasa iba orang pakai post TikTok," cibir akun @proastinghandal.
Sontak, nyinyiran seorang warganet itu dibalas kritikan dari sebagian besar warganet. Mereka menilai cibiran terhadap korban banjir itu tidak menunjukkan empati.
Terlebih, sang korban dinilai kebingungan sehingga meminta pertolongan via TikTok.
"Kenapa beberapa orang suka tanya di base, Twitter, TikTok, atau sosmed lainnya padahal ada Google? Iya, mereka tahu kok ada di Google. Tapi bisa jadi mereka nggak yakin sama jawabannya bener atau salah, bisa juga sudah nyerah, bisa aja pengen tahu jawaban dari pengalaman orang lain," komentar warganet.
"Apaansih, dalam keadaan urgent kayak gitu mungkin mbaknya sudah terlalu panik, dan gak tahu hubungin ke mana, kalau gak bisa berkata baik, mending lu diem dah," tegur warganet.
"Kita tuh biasain dari sekarang kalau ada yang gak tahu jangan dijawab 'Masa gitu aja gak tahu atau gak ngerti'. Orang nanya dijawab 'Google lah'. Tiap orang punya tingkat pemahaman yang beda, ada yang nge-Google cepat tanggap, ada yang baca langsung ngerti, tapi banyak juga yang sebaliknya dan butuh penjelasan yang lebih simple," jelas warganet.
"Yang sampai minta tolong gini biasanya sudah usaha tapi belum ada hasil, makanya minta tolong ke yang lain biar yang lain bantu ntah hubungin SAR, atau mungkin yang lain sekiranya bisa bantu dia," tambah yang lain.
"Ini bener banget sih, aku awal tahun lalu keluarga kena banjir persis begini di Jakarta. Sudah coba telepon Basarnas cuma bilang sabar-sabar. Alhasil gak ada pertolongan jadi satu-satunya cuma minta sosial media aja," curhat warganet.
"Karena sering nya kalau up di sosmed gitu malah lebih cepet dapet bantuan. Ya wajar sih kalau akhirnya si mba pilih jalur sosmed," bela warganet.
Video yang mungkin Anda lewatkan: