Arteria Dahlan Minta Penegak Hukum Tak di-OTT, Novel Baswedan 'Ngakak Online'

Novel Baswedan menanggapi pernyataan anggota DPR RI, Arteria Dahlan yang minta penegak hukum tak di OTT.

Dany Garjito | Fita Nofiana
Sabtu, 20 November 2021 | 13:39 WIB
Arteria Dahlan Minta Penegak Hukum Tak di-OTT, Novel Baswedan 'Ngakak Online'
Novel Baswedan

BeritaHits.id - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menanggapi pernyatakan Anggota Komisi III, Arteria Dahlan.  

Hal ini terlihat dalam komentarnya pada cuitan Aulia Postiera yang juga mantan pegawai KPK. 

Pada cuitan Aulia, ia mengunggah sebuah artikel soal pernyataan Arteria Dahlan. Pada artikel tersebut Arteria menyatakan bahwa Polisi-Hakim-Jaksa tak perlu dijerat OTT (Operasi Tangkap Tangan).

"Bahkan ke depan di Komisi III, kita juga sedang juga menginisiasi 'Saya pribadi' saya sangat meyakini yang namanya polisi, hakim, jaksa itu tidak boleh di-OTT, bukan karena kita prokoruptor, karena mereka adalah simbol-simbol negara di bidang penegakan hukum," tulis Aulia. 

Baca Juga:Asik Joget Bareng Biduan, Istri dan Anak Pria Bersarung Ini Ngamuk

"Ada pendapat? Silakan," tambahnya.

Cuitan tersebut yang kemudian dikomentari Novel Baswedan. Ia tak habis pikir dengan pernyataan anggota DPR RI tersebut. 

"Sekalian saja, semua pejabat tidak boleh di OTT agar terjaga harkat dan martabatnya (emoji tertawa).  Mau korupsi atau rampok uang negara bebas," komentar Novel. 

"Kok bisa ya anggota DPR berpikir begitu? Belajar di mana," imbuhnya. 

Komentar Novel Baswedan (twitter.com/paijodirajo)
Komentar Novel Baswedan (twitter.com/paijodirajo)


Pada pemberitaan, sebelumnya pernyataan Arteria memang sempat mendapat sorotan publik. Ia meminta agar OTT penegak hukum perlu dicermati agar [jika tertangkap] tidak membuat gaduh dan mengganggu pembangunan. 

Baca Juga:Presentasi Chat Pacar Terpampang di Proyektor, Warganet: Malunya Enggak Nanggung

Penegak hukum yang ia maksud adalah para kepala daerah, polisi, hakim, jaksa sebaiknya tak di-OTT. 

"Argumentasi-argumentasi ngawur terkait OTT ini seperti sengaja dibangun seperti saat dulu mereka membangun fitnah bahwa ada taliban di KPK yang berakibat adanya revisi UU KPK dan pemecatan pegawai dengan dalih TWK abal-abal," tulis Arteria. 

"Semua pejabat takut terkena OTT karena ketika tertangkap enggak bisa berkelit lagi," imbuhnya. 

News

Terkini

Sampai akhir video, tidak ada narasi yang menyebutkan kalau wanita bercadar tersebut dibayar Rp 500 juta.

News | 19:06 WIB

Terlihat juga orang Afrika membawa poster dengan gambar wajah Ganjar.

News | 13:26 WIB

Peristiwa pencopotan baliho bikin warga Bali menangis di atas tanah kelahirannya sendiri.

News | 16:56 WIB

Video tersebut menyertakan keterangan yang mengaitkan pencalonan Anies sebagai capres.

News | 20:40 WIB

AKBP Aris tampak mengenakan kaos putih panjang sedang berbincang dengan seorang perempuan yang ada di balik rekaman.

News | 14:32 WIB

Sang kurir memaksa pemilik paket membayar karena merupakan prosedur COD.

News | 13:13 WIB

Presiden Jokowi menampar Surya Paloh di hadapan para elit partai PDIP.

News | 20:29 WIB

Diduga kuat bayi dibuang oleh orang tuanya sendiri.

News | 16:22 WIB

Menjadi momen paling horor bagi para penumpang beserta crew pesawat.

News | 14:04 WIB

Waduk Pluit yang sebelumnya ditelantarkan oleh Anies Baswedan dikeruk Heru.

News | 20:10 WIB

Hewan melata itu hampir saja melahap tubuh pria untuk jadi santapan makan siangnya.

News | 17:45 WIB

Isu penangkapan wanita bercadar ini sangat bisa sekali untuk digoreng-goreng oleh para buzzer.

News | 14:47 WIB

Jokowi mengatakan bahwa IKN merupakan kota masa depan yang berbasis hutan dan alam.

News | 18:46 WIB

Momen tersebut beredar di media sosial lalu viral.

News | 17:11 WIB

Remaja perempuan tersebut digerebek sedang asyik berduaan di kamar hotel bersama sang pacar.

News | 17:06 WIB
Tampilkan lebih banyak