Viral Lihat Dampak Letusan Gunung Semeru Pakai Drone Bikin Nyesek: Seperti Desa Mati

"Tidak mungkin bisa dihuni kembali desa ini. Kita bisa menyebut desa ini dengan sebutan 'Desa Mati Semeru'," komentar warganet.

Reza Gunadha | Ruth Meliana Dwi Indriani
Senin, 06 Desember 2021 | 07:57 WIB
Viral Lihat Dampak Letusan Gunung Semeru Pakai Drone Bikin Nyesek: Seperti Desa Mati
Warga berlarian di atas timbunan material guguran awan panas Gunung Semeru saat terdengar suara gemuruh dari Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). [ANTARA FOTO/Zabur Karuru]

BeritaHits.id - Pemandangan kondisi di sekitar Gunung Semeru yang diambil menggunakan drone menjadi viral. Video ini menunjukkan dampak parah letusan Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) sore.

Penampakan visual udara ini dibagikan oleh akun TikTok @restukangtahu. Hingga berita ini dipublikasikan, video sedikitnya telah disaksikan 3 juta kali dan mendapatkan 180 ribu tanda suka.

Dalam video, terlihat kondisi Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang pasca erupsi Gunung Semeru. Drone tersebut menunjukkan kondisi memilukan daerah tersebut yang telah diterjang lahar dingin.

"Visual udara terkini wilayah terdampak di Kecamatan Kabupaten Lumajang, Semeru," tulis akun ini sebagai keterangan TikTok seperti dikutip Beritahits.id, Senin (6/12/2021).

Baca Juga:BMKG Pastikan Abu Vulkanik Letusan Gunung Semeru Belum Ganggu Penerbangan

Terlihat, puluhan rumah warga sudah tenggelam karena lahar dingin. Pemandangan dari atas hanya menunjukkan atap-atap rumah warga yang masih terlihat.

Viral Dampak Letusan Gunung Semeru Pakai Drone. (TikTok)
Viral Dampak Letusan Gunung Semeru Pakai Drone. (TikTok)

Sedangkan pintu dan jendela beserta isi rumah sudah berada di dasar lahar dingin. Selain itu, tampak ratusan pohon kelapa yang masih berdiri tegak.

Pohon-pohon kelapa yang bertebaran itu banyak yang tidak tumbang saat diterjang lahar dingin. Kendati demikian, suasana daerah itu sudah begitu suram dan tidak ada tanda-tanda kehidupan lagi.

Kabut tebal dan langit yang mendung juga semakin membuat suasana di daerah itu begitu mencekam. Sedangkan daerah yang mendekati Gunung Semeru sudah seperti lautan lahar dingin.

Pasalnya, pemandangan dari drone hanya menunjukkan hamparan lahar dingin yang luas dan merata. Tidak terlihat adanya persawahan, rumah, ataupun jalan untuk lewat.

Baca Juga:Saat Warga Pronojiwo Panik Gunung Semeru Kembali Erupsi

Dampak dahsyat dari letusan Gunung Semeru itu membuat warganet ikut nyesek. Mereka memberikan beragam simpati sampai doa kepada warga yang menjadi korban erupsi Gunung Semeru.

Bahkan, tidak sedikit warganet yang mengingat kuasa Tuhan setelah melihat dampak bencana alam tersebut.

"Semoga saudara kita yang menjadi korban jiwa di sana syahid," doa warganet.

"Gimana itu membenahinya kembali sepertinya akan menjadi saksi sejarah," komentar warganet.

"Intinya selagi hidup, manfaatkan waktu untuk beribadah karena ajal nggak pakai peringatan," pesan warganet.

"Ya Allah, semoga semuanya selalu dalam lindunganMu," doa yang lain.

"Ya ampun, sampai jadi lautan pasir. Rumah-rumah pun tenggelam. Turut berduka cita untuk warga Lumajang dan sekitar yang terkena bencana alam," tambah warganet.

"Tidak mungkin bisa dihuni kembali desa ini. Kita bisa menyebut desa ini dengan sebutan 'Desa Mati Semeru'," timpal lainnya.

Korban Tewas Erupsi Gunung Semeru Capai 13 Orang

Sebanyak 13 orang meninggal dunia akibat bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Jumlah tersebut merujuk data terakhir yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada, Minggu (5/12/2021) pagi ini.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan informasi tersebut diterima langsung dari Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto yang kekinian sedang menuju Lumajang.

"Total 13 orang dilaporkan meninggal dunia," kata Abdul.

Dari 13 korban meninggal. Dua di antaranya telah teridentifikasi. Mereka merupakan warga Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

"Sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara," imbuh Abdul.

Selain itu terdapat beberapa warga lainnya yang dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan. Rinciannya; 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal yang di antaranya terdapat dua orang ibu hamil.

Video ini bisa disaksikan di sini.

Video yang mungkin Anda lewatkan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak