BeritaHits.id - Sejumlah atlet bulutangkis yang menyuarakan bonus setelah kemenangan di Thomas Cup 2020 memicu keramaian di media sosial. Persoalan itu membuat perang tagar antara #ApresiasiUntukAtlet dan #AtletHarusPaham.
Pihak yang menggunakan tagar "Apresiasi Untuk Atlet" memberikan dukungan dan ikut mengkritik pemerintah yang tidak kunjung memberikan bonus. Sedangkan pengguna tagar "Atlet Harus Paham", mereka mengkritik para atlet yang dinilai "mata duitan" karena hanya memikirkan uang.
Terlepas dari berbagai kritikan, nyatanya penghargaan bagi atlet yang berprestasi sudah tertuang di undang-undang. Hal ini diungkapkan oleh jurnalis olahraga senior JawaPos, Ainur Rohman.
"Pemberian penghargaan kepada atlet berprestasi sudah diamanatkan dan diatur oleh Undang-Undang, Peraturan Presiden, sampai Peraturan Menteri," tulisnya dalam Twitter seperti dikutip Beritahits.id, Selasa (7/12/2021).
Baca Juga:Viral Pengantin Pria Atlet Voli, Iring-iringan Pernikahan Ini Disambut Lemparan Bola
Karena itu, Ainur menilai tidak ada yang salah dengan atlet yang menyuarakan hak mereka untuk mendapatkan bonus dari pemerintah. Terlebih, mereka sudah mencetak prestasi dan mengharumkan nama Indonesia.
Ia juga menyayangkan munculnya berbagai opini dalam tagar #AtletHarusPaham yang menyudutkan para atlet. Menurutnya, itu merupakan respons "pecundang".
"Tidak ada yang salah bagi atlet untuk mempertanyakan hak mereka. Harusnya jangan direspons dengan cara-cara pecundang seperti ini," pungkasnya.
Sebagai informasi, atlet Jonatan Christie awalnya mempertanyakan bonus dari pemerintah terkait kemenangan tim Indonesia di Thomas Cup 2020. Namun, ia justru mendapatkan banyak kritikan tajam melalui tagar #AtletHarusPaham saat menanyakan haknya.
Kendati demikian, banyak warganet menilai beragam kritikan yang diarahkan ke atlet dilakukan oleh buzzer. Warganet menduga buzzer untuk menyerang atlet Indonesia soal bonus dibayar oleh pemerintah.
Baca Juga:Pindahkan Bebatuan Sambil Dipayungi Ajudan, Risma Trending Topic di Twitter
Sementara itu, respons Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali juga ramai dikritik warganet. Bagaimana tidak, ia justru tidak mendukung, tetapi memberikan sindiran terhadap para atlet.
Dalam konferensi persnya, Zainudin menyebut memberikan bonus kepada atlet tidak seperti belanja di warung. Ia mengatakan pihaknya harus berhati-hati menggunakan uang negara, terutama untuk memberi bonus.
Kemenpora Akhirnya Siapkan Bonus Piala Thomas Cup 2020
Kritikan bertubi-tubi kepada pemerintah terkait bonus atlet akhirnya direspons baik oleh Kemenpora. Pemerintah melalui Kemenpora memastikan bahwa tim bulu tangkis Indonesia yang sukses merengkuh Piala Thomas 2020 bakal mendapatkan bonus.
Kepastian itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali saat menggelar konferensi pers daring bersama awak media pada Sabtu (4/12/2021).
Keputusan itu diungkap Zainudin Amali setelah pemerintah dalam hal ini Kemenpora mendapat sindiran dari para pebulu tangkis nasional serta kritik dari masyarakat luas.
Zainudin Amali menuturkan bahwa pemberian bonus untuk kejuaraan single event seperti Piala Thomas sebetulnya tidak diatur secara jelas dalam undang-undang atau peraturan menteri, berbeda dengan multievent seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
Namun, Kemenpora pada akhirnya setuju untuk memberikan bonus kepada tim Piala Thomas yang merupakan kejuaraan beregu putra paling bergengsi di dunia. Mereka sudah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan terkait hal itu.
Walau begitu, Zainudin membantah jika Kemenpora akhirnya memberikan bonus kepada atlet setelah dikritik habis-habisan oleh masyarakat.
"(Pemberian bonus) ini bukan karena desakan publik karena kami telah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan, jadi kami benar-benar mengikuti rule," pungkas Zainudin, demikian seperti dimuat Antara.
Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 1684 tahun 2015 tentang Persyaratan Pemberian Penghargaan Olahraga kepada Olahragawan, Pembina Olahraga, Tenaga Keolahragaan, dan Organisasi Olahraga diatur bahwa pemerintah akan memberikan bonus berupa uang atau barang bagi olahragawan yang memenuhi persyaratan.
Persyaratan yang dimaksud adalah meraih medali pada ajang SEA Games, ASEAN Para Games, Asian Games, Asian Para Games, dan Olimpiade serta Paralimpiade.
Selain itu, ada juga kategori untuk juara kejuaraan dunia maupun kejuaraan Asia resmi single event untuk cabang olahraga Olimpiade, serta menjadi juara pada ajang Islamic Solidarity Games atau Asian Beach Games.
Namun, aturan tersebut memang belum mengatur secara spesifik kejuaraan single event apa saja yang masuk dalam kategori pemberian bonus pemerintah.