Istri Terkena Vaginismus, Suami Malah Ancam Ajukan Cerai Jika Dalam Waktu 2 Bulan Tak Sembuh

Suami dikatakan seakan tak peduli dan membiarkan istri berobat sendiri.

Dany Garjito | Sekar Anindyah Lamase
Kamis, 30 Juni 2022 | 16:40 WIB
Istri Terkena Vaginismus, Suami Malah Ancam Ajukan Cerai Jika Dalam Waktu 2 Bulan Tak Sembuh
Ilustrasi Cerai. (Dok. Envato)

BeritaHits.id - Kisah pilu seorang wanita yang mengalami kondisi vaginismus dan malah diancam akan diceraikan oleh sang suami apabila tak sembuh dalam waktu 2 bulan tengah viral.

Sebagai informasi, vaginismus adalah kondisi otot-ototo di sekitar vagina kejang atau berkontraksi mendadak. Biasanya terjadi ketika seorang wanita mencoba memasukkan sesuatu, seperti tampon, ke dalam vagina atau saat penetrasi dan mereka akan merasakan sakit karenanya.

Melansir mStar, hal itulah yang dialami oleh seorang pasien wanita ini yang harus berjuang sendirian.

Kisah itu diungkapkan oleh Dr Kash Mustafa (33) asal Malaysia yang memiliki pasien harus menyetir kendaraan sendiri dari Melaka ke Kelantan untuk berobat.

Baca Juga:Miris! Suami Tak Mau Bantu Urus Bayi, Curhatan Wanita Ini Viral di Media Sosial

Pasalnya, sang suami dikabarkan tak peduli padanya dan sampai mengancam untuk cerai.

"Saya haris berani datang sendiri. Suami saya sama sekali tidak mau tahu kondisi saya. Suami saya berikan waktu dua bulan untuk sembuh," ungkap si wanita dikutip Beritahits.id, Kamis (30/06/2022) melansir dari mStar.

"Kalau saya tidak sembuh dalam dua bulan, dia bertekad untuk melepaskan saya. Saya sangat berharap dokter bisa membantu," kata wanita itu.

Dokter Kash mengatakan kepada mStar bahwa masalah vaginismu tersebut bukamnlah hal yang asing.

Akan tetapi jarang terekspos karena pasien sendiri dikabarkan malu untuk berobat dan memeriksakan diri.

Baca Juga:Suami 'Melawan', Akui Tak Bakal Selingkuh Kalau Istri Menurut: Jangan Kucel, Jangan Ngeluh, Jangan Mau KB

"Tidak ada statistik yang akurat karena pasien sendiri enggan untuk berobat. Kebanyakan pasien yang menemui saya, mereka pernah ke dukun sebelum ke sini," ungkap dokter itu.

Dokter itu berkata bahwa banyak pasien yang mengalami kondisi vaginismus berfikir erat kaitannya dengan hal mistis.

"Itu yang mereka pikirkan dulu karena tidak ada pengungkapan yang tepat tentang vaginismus," lanjutnya.

Lebih lanjut, kebanyakan orang yang mendengar kondisi tersebut menganggap hal itu lucu.

"Misalnya mereka bertanya apakah vagina dikunci, di mana kuncinya? Mereka juga menganggap itu hal yang memalukan," beber si dokter.

Menurut dokter Kash, beberapa pasien harus berhenti bekerja karena gangguan vaginismus tersebut, bahkan ada pula wanita yang bercerai hingga dua kali.

Selain menghadapi masalah saat bersama suaminya, vaginismus juga berkaitan dengan psikologi wanita sehingga rutinitas kesehariannya terganggu.

Dokter itu mengaku sedih apabila mendengar kisah pilu para wanita penderita vaginismus.

"Saya bertanya-tanya, suami menikah untuk apa alasannya? Suami harus memiliki empati kepada istrinya. Dia harus mendukung secara emosional dan finansial, jangan menghakimi tetapi mencari solusi bersama," ungkapnya.

Konten yang dibagikan oleh dokter Kash tersebut pun mengundang perhatian warganet dan banyak dari mereka yang mengaku tersadar pentingnya berobat ketika mengalami vaginismus.

Apa itu vaginismus?

Vaginismus adalah kekakuan otot dinding-dinding vagina yang tidak bisa dikendalikan oleh perempuan sehingga penetrasi vagina tak mampu ditolerir. Penyakit yang diklasifikasi sebagai penyakit organ reproduksi dan saluran kemih ini, secara umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu kendala dan kegagalan penetrasi vagina.

"Secara statistik, yang mengalami kegagalan penetrasi vagina mencapai 88% dari seluruh penderita vaginismus, sedangkan yang kendala penetrasi vagina lebih sedikit yang mengalaminya," kata dokter Robbi Asri Wicaksono ketika ditemui di sela-sela jam praktiknya di RS Limijati, Kota Bandung.

Menurut dokter Robbi, kendala penetrasi ditandai dengan gejala; sakit saat penetrasi terjadi walaupun sudah ditambahkan dengan lubrikan tambahan, penetrasi tidak konsisten, penetrasi hanya bisa sebagian terjadi, dan selalu nyeri saat pemeriksaan medis pada vagina.

Adapun kegagalan penetrasi gejalanya hanya satu, yakni tidak bisa terjadi penetrasi sama sekali. Bagi suami atau pasangan ketika melakukan penetrasi dirasa "seolah-olah menabrak dinding."

"Tetapi sebenarnya dinding itu sendiri bukanlah secara harfiah dinding betulan, namun dinding itu adalah manifestasi dari kekakuan otot dinding-dinding vagina. Vaginanya itu bukan nggak ada lubangnya, struktur vaginanya normal. Mereka hadir seperti biasa, namun karena adanya kekakuan di kanan, kiri, atas, bawah vaginanya sehingga penetrasi itu tidak bisa terjadi atau tidak memungkinkan bisa terjadi," papar ahli penyakit vaginismus ini.

Vaginismus ini, lanjut Robbi, memiliki lima derajat keparahan, yang paling ringan derajat satu dan yang terberat derajat lima. Kendala penetrasi biasanya terjadi pada derajat satu dan dua, sedangkan kegagalan penetrasi terjadi pada derajat tiga hingga lima.

Simak artikel selengkapnya, klik di sini!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak