Tanggapi Soal Deklarasi GNAI, Komunitas Santri: Tidak Ada Islamophobia, yang Ada Politisi Jualan Emosi Umat

Acara deklarasi tersebut merupakan yang pertama di Indonesia untuk menangkal stigmatisasi negatif yang dianggap radikal, intoleran dan teroris.

Dany Garjito | Evi Nur Afiah
Minggu, 17 Juli 2022 | 13:27 WIB
Tanggapi Soal Deklarasi GNAI, Komunitas Santri: Tidak Ada Islamophobia, yang Ada Politisi Jualan Emosi Umat
Demonstrasi menentang Islamophobia di London, Inggris. (Foto: Anadolu Agency)

Ibu Nadzir dalam hal ini memberikan contoh di negara Inggris. Di negara Inggris, kecurigaan terhadap penganut agama Islam terjadi sejak adanya imigran yang berdatangan ke negara tersebut pada periode 1970-1980.

Istilah Islamophobia mulai digunakan setelah adanya kebencian para penduduk pribumi Inggris kepada imigran yang berdatangan. Lalu, setelah itu, istilah Islamophobia kemudian meluas ke masyarakat di negara-negara non Muslim, seperti Amerika Serikat (AS).

Negara Amerika Serikat (AS) seperti tercatat dalam sejarah, sempat mengalami peristiwa teror yang kabarnya dilakukan oleh penganut agama Islam. Hal tersebut kemudian menjadikan negara-negara yang mayoritas adalah non-muslim yang ada di dunia menjadi ketakutan dan memiliki kebencian terhadap Muslim.

Sebenarnya, istilah Islamophobia ini sendiri sudah terjadi sejak zaman Rasulullah, ketika beliau berdakwah dan terdapat banyak para kaum kafir Quraisy yang menentang ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah tersebut. Namun, istilah Islamophobia ini mulai populer sejak adanya peristiwa 9/11 di Amerika Serikat yang dilakukan oleh orang yang memiliki identitas muslim.

Baca Juga:Viral Final Piala AFF U-19 Sepi Penonton, Warganet Beri Komentar Menohok: Cuan Gagal Masuk Kantong AFF

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak