BeritaHits.id - Curhat wanita mengaku trauma usai mencium pipi bayi tetangga dan berbau tengah ramai diperbincangkan dan viral.
Cerita itu ia ungkapkan secara anonim sebagai sender melalui akun @Askrlfess di jejaring media sosial Twitter.
"Jadi ceritanya, tetanggaku tuh punya anak baru umur sekitar satu tahunan," kata sender dikutip Beritahits.id, Senin (25/07/2022).
Sender mengaku dia adalah tipe orang yang selalu gemas ketika melihat anak kecil.
Baca Juga:Pamer Belanjaan Bayi Habis Rp 43 Juta, Ria Ricis Dinyinyiri netizen
"Suka gemes rasanya pengen cium dan ini mumpung anaknya tetangga jadi dibolehin cium-cium kan," lanjutnya menambahkan.
Saat mencium pipi bayi tetangga itu, dia merasa seperti bau jigong alias bau ludah manusia yang sangat menyengat.
Terlebih lagi bau jigong itu dikatakan seperti milik bapak-bapak yang membuatnya ingin menangis.
"Aku refleks mau muntah untung emaknya lagi nengok ke arah lain, jadi nggak lihat pas aku mau muntah," ungkap sender.
Sender pun lantas menanyakan perihal pipi tersebut kepada tetangganya sekaligus ibu bayi itu.
Baca Juga:Belanja Keperluan Bayi Sampai Puluhan Juta, Sikap Ria Ricis Dibandingkan dengan Nagita Slavina
Dia bertanya mengapa pipi bayinya seperti basah, padahal tak basah sama sekali.
"Cuma aku yakin itu bau jigong jadi yaudah aku coba cara itu biar tahu ini bau jigong beneran apa bukan," imbuhnya.
Ibu bayi sekaligus tetangganya itu pun langsung menjawab bahwa anaknya sejak tadi selalu digigit nyamuk.
Ayah bayi itu pun lalu memberikan ludah ke pipi anaknya supaya tidak gatal.
Mendengar jawaban itu, sender seketika terdiam. Tak lama setelahnya dia pamit pulang dengan alasan lupa mematikan kompor.
Sesampainya di rumah, dia bergegas cuci muka dan menggosok wajahnya sangat kencang.
Imbas hal itu, sender mengaku trauma cium pipi bayi ataupun anak kecil.
Curhatan itu pun sontak mencuri atensi dan menuai beragam tanggapan dari warganet.
Kolom komentar banjir dengan saran dan nasihat kepada sender untuk tak mencium bayi sembarangan.
"Pelajaran yang dapat dipetik, dari kejadian itu, jangan nyium muka bayi orang sembarangan, kecuali mukamu udah di disinfektan," tulis @jae***.
"Hahaha aduh maaf nder tapi buat pelajaran kedepannya ya nder jangan asal sentuh2 anak bayi soalnya kulit anak bayi lagi sensitif2nya entah dicium dicubit gitu gak boleh, bisa bahaya buat bayi," ungkap @mars***.
"Baguslah trauma biar nggak lagi lu nyium-nyium anak kecil apalagi bayi seenak bokong lu. Anak kecil imunitasnya belum sempurna dan sangat rentan kena penyakit dan oral salah satu cara tercepat penyebarannya. Lu pikir tu bibir lu muka lu 100% higienis? Nggak mungkin!" imbuh @bee**.
Jenguk Bayi yang Baru Lahir, Jangan Asal Cium!
Presley Trejo, seorang ibu di Amerika menuliskan imbuannya untuk para ibu di seluruh dunia. Dalam unggahannya di Facebook, Trejo meminta mereka mencegah siapapun yang hendak mencium bayinya pasca-persalinan.
Imbuan itu bukan tanpa alasan. Putri Trejo, Emerson Faye, tertular virus HSV-1 atau herpes simpleks 1 usia 12 hari. Dia yakin virus itu tertular dari orang-orang yang menjenguk si bayi dan menciumnya.
"Ketika seseorang yang memiliki virus ini mencium bayi, maka virusnya dapat menyebar dengan cepat. Siapapun bisa mengidap virus ini dan bahkan tidak menyadari ada di tubuh Anda sendiri," ujar Trejo.
Malang, Faye tak bisa bertahan hidup dengan virus ini. Si kecil akhirnya meregang nyawa.
Lewat imbauannya di Facebook, dia tak ingin kejadian serupa terulang hanya karena ciuman di pipi.
Unggahan Trejo ini mendapat respon yang positif. 225 ribu orang menyebarkan lagi pesan dari Trejo agar semakin banyak orang menyadari bahwa mencium bayi baru lahir dapat membahayakan nyawa bayi tersebut.
Menurut UTSouthwestern Medical Center, lebih dari setengah orang dewasa di Amerika telah terinfeksi virus herpes simpleks 1 atau HSV-1. Sementara kasus infeksi herpes pada bayi baru lahir juga menunjukkan peningkatan.
Sekitar 85 persen bayi baru lahir terinfeksi herpes dari ibu mereka selama persalinan, dan virus ini juga dapat ditularkan melalui ciuman kepada bayi, atau hanya sekedar menyentuh kulitnya.
Pada bayi infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan organ yang fatal, infeksi virus serius seperti meningitis, luka berulang, kebutaan, tuli dan kejang. [Foxnews]