Akibat Konsumsi Rokok Elektrik, Dada Pria Ini Berlubang

Prosedur tersebut harus segera dilakukan karena dikhawatirkan jika terlambat, paru-paru tidak dapat berfungsi akan menyebabkan kematian.

Farah Nabilla | Evi Nur Afiah
Jum'at, 29 Juli 2022 | 19:24 WIB
Akibat Konsumsi Rokok Elektrik, Dada Pria Ini Berlubang
Rokok elektrik (Shutterstock)

BeritaHits.id - Hampir setiap hari kita disuguhi isu tentang bahaya penggunaan rokok elektrik atau yang konon menjadi alternatif dari rokok biasa.

Fakta tersebut semakin diperkuat ketika efek buruk dibagikan oleh pengguna rokok elektrik atau vape di Facebook.

Dilansir dari mstar, seorang pria terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena kesulitan bernafas. Paru-paru pria tersebut mengalami masalah disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik (vape) dan merokok.

Peristiwa pilu menimpa pria bernama Mohamad Faris Ifwat. Lewat postingan tersebut, Faris menceritakan rasa sakit yang harus ia tanggung.

Baca Juga:Polisi Ingatkan Rumah Sakit di Makassar Harus Membakar Bekas Selang Kateter, Ini Alasannya

Peristiwa pilu menimpa pria bernama Mohamad Faris Ifwat (Sumber: mstar).
Peristiwa pilu menimpa pria bernama Mohamad Faris Ifwat (Sumber: mstar).

Faris menjelaskan, setelah mendapat saran dokter, akhirnya dia setuju untuk mengizinkan prosedur menusuk dada sebelah kanannya.

Prosedur tersebut harus segera dilakukan karena dikhawatirkan jika terlambat, paru-paru tidak dapat berfungsi akan menyebabkan kematian.

“Alhamdulillah, setelah lebih dari 72 jam memakai chest tube, udara yang terperangkap bisa dikeluarkan. Dan chest tube ini dilepas pada hari keempat," katanya.

Meski sudah melewati masa krisisnya, paru-paru Faris masih lemah dan tubuhnya perlu beristirahat semaksimal mungkin.

"Sekarang paru-paru saya masih lemah dan perlu latihan untuk memperkuatnya seperti biasa," tambahnya.

Baca Juga:Perokok Anak Anggap Rokok Elektrik Lebih Aman Dibandingkan Konvensional, Benarkah?

Terkejut dengan semua yang terjadi, ia pun meninggalkan pesan dan doa agar masyarakat menghentikan kebiasaan merokok sepenuhnya.

“Bagi teman-teman yang bertanya sakitnya seperti apa, saya sulit bernafas. Nafas saya pendek dan sesak. Seperti ada yang menghalangi jalan napas dan gerakan juga terbatas. Hanya Tuhan yang tahu seperti apa," ujar dia.

kesulitan bernapas akibat komplikasi pada paru-paru dikenal dengan istilah medis spontaneous pneumothorax, yaitu suatu kondisi di mana udara menumpuk di area sekitar organ.

Sering Dianggap Aman, Berikut 4 Bahaya Rokok Elektrik

Berikut ini adalah efek samping rokok elektrik atau bahaya vape, antara lain:

1. Gangguan pada Mulut

Rokok elektrik menghasilkan asap dari cairan dalam jumlah yang banyak, bahkan lebih banyak dari rokok konvensional. Asap yang dihasilkan dari cairan yang mengandung beberapa zat berbahaya dapat menyebabkan gangguan pada mulut seperti sariawan, gusi bengkak, bahkan bisa menyebabkan kanker mulut.

2. Penyakit Paru-Paru dan Organ Pernafasan

Asap dalam jumlah banyak yang dihasilkan oleh rokok elektrik pasti akan terhirup oleh pengguna maupun orang-orang di sekitarnya. Kandungan zat kimia diasetil dalam asap tersebut dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru yang dapat menimbulkan penyakit yang serius. Selain itu, asap vape juga dapat menimbulkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) serta asma.

3. Kecanduan

Pada penelitian yang dilakukan oleh Risky Kusuma Hartono dan Saiful Gurnadi dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM), sebagian besar responden yang merupakan pengguna rokok elektrik menyampaikan kecanduan mereka.

Menurut para responden, rokok elektrik dapat menghasilkan rasa nyaman saat bekerja. Namun, saat tidak menggunakan rokok elektrik, mereka jadi kurang bisa berkonsentrasi dengan baik.

4. Menurunnya Produktivitas

Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa para perokok elektrik merasakan penurunan produktivitas kerja mereka setelah menjadi pengguna rokok elektrik. Dampak kesehatan yang ditimbulkan menyebabkan mereka menjadi lebih sering tidak masuk bekerja. Saat bekerja pun, mereka tidak bisa produktif seperti biasa, salah satunya karena sulit berkonsentrasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak