BeritaHits.id - Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan salah satu bentuk kekerasan berbasis gender yang paling banyak terjadi di Indonesia.
Masalah dalam rumah tangga yang sulit diselesaikan dengan kepala dingin seringkali memicu untuk melakukan perbuatan kekerasan fisik.
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan masalah serius yang tidak hanya dapat membahayakan nyawa, tapi juga memperburuk kesehatan mental si korban.
Seperti halnya vidoe yang beredar satu ini. Memperlihatkan seorang pria KDRT terhadap istrinya. Akibatnya, sang istri mengalami ketakutan yang berlebih.
Baca Juga:Sadis! Satu Pemuda Tewas Diserang Gangster Di Jalan Haji Nawi Jaksel, Polisi Buru Komplotan Pelaku
Dalam video yang diunggah lewat akun Instagram @kodil0127, terduga pelaku pria memukuli istrinya berkali-kali menggunakan tangan kosong. Kekerasan fisik ini dilakukan di sebuah kamar.
Pria tersebut tampak emosi dengan sang istri sampai membabi buta tubuhnya. Belum diperoleh informasi penyebab di balik KDRT itu.
Meski ketakutan dengan perlakuan kasar suaminya, perempuan berambut panjang rupanya tidak diam begitu saja. Korban melakukan perlawanan setiap kali tangan suaminya menghajar tubuhnya.
Korban juga merekam diam-diam merekaman perbuatan kasar suaminya menggunakan kamera handphone. Di akhir video, mata korban terlihat sembab akibat menangis.
Warganet yang menonton video bertanya-tanya kesalahan apa yang sudah diperbuat sang istri sampai bikin suami marah. Terlepas apapun masalahnya, tindakan suami tak patut dicontoh.
Baca Juga:Beredar Kabar Terjadi Kekerasan Antar Tahanan, Begini Kata Kalapas Bontang
"Emang istrinya kenapa sih sampai digebukin begitu" tanya neter meninggalkan kolom komentar.
"Dasar suami nggak tahu diri. Ditunggu klasifikasinya," ujar warganet.
"Boleh nggak sih potong tangan laki-lakinya, gemes banget," cuit netizen.
"Tidak ada kebahagiaan. Rumah tangga yang di dalamnya tidak didasari dengan keimanan," ucap warganet lain.
5 Jenis Kekerasan dalam Rumah Tangga, Sudah Menyadarinya?
Nah, berikut ini merupakan beberapa bentuk kekerasan dalam rumah tangga, merangkum dari ibupedia.com.
1. Kekerasan secara fisik
Kekerasan secara fisik merupakan hal yang seharusnya paling mudah untuk kita sadari. Kekerasan ini bisa berbentuk pukulan, tendangan, tamparan, dan hal lainnya yang membuat kamu merasa kesakitan.
Ketika hal itu terjadi, jangan diam saja. Pergilah untuk memeriksakan diri ke rumah sakit dan membawa bukti kesaksianmu kepada pihak yang berwajib.
Satu kali seorang berani memukul, besoknya dia akan berani memukul dengan lebih keras lagi. Tidak terbayang apa saja hal yang bisa dilakukan dia kedepannya. Sebelum terlambat, kamu harus bergerak dengan cepat!
2. Kekerasan mental
Satu kali seorang berani memukul, besoknya dia akan berani memukul dengan lebih keras lagi. Tidak terbayang apa saja hal yang bisa dilakukan dia kedepannya. Sebelum terlambat, kamu harus bergerak dengan cepat!
3. Kekerasan seksual
Kekerasan seksual terjadi ketika pasanganmu memaksa untuk berhubungan seksual denganmu. Banyak yang masih berpikiran "Lho, kan sudah suami istri. Sudah kewajibannya melayani, dong!"
Dalam rumah tangga, hubungan suami istri pun harus dilandasi perasaan suka sama suka, mau sama mau. Pemaksaan berhubungan seksual sama saja dianggap dengan pemerkosaan.
4. Kekerasan kepada anak
Kekerasan kepada anak secara fisik dilakukan ketika orang tua berani untuk melukai fisik anak. Memukul dan menampar, serta banyak perilaku bejat yang lainnya.
Kekerasan secara mental misalnya memberikan kata dan perilaku yang buruk kepada anak dan melukai perasaannya.
Selain itu, kekerasan kepada anak juga bisa berbentuk perkawinan anak. Di mana orang tua sengaja untuk menikahkan anaknya yang belum cukup umur dengan alasan tertentu.
Yang terakhir, adalah eksploitasi anak. Eksploitasi anak bisa dilakukan ketika orang tuanya menggunakan anak untuk melakukan sesuatu demi tujuannya. Misalnya adalah menjadi pelayan seks, menjual foto anak untuk kepentingan sendiri, dan lain sebagainya.
5. Kekerasan sosial
Kekerasan sosial terjadi ketika kita tidak diberi ruang untuk bersosial dan merasa terbatas dalam menjalani kehidupan.
Kita juga tidak memiliki akses untuk bertemu dengan teman-teman dan menikmati kehidupan sendiri.