Tak Terima Ditegur Guru Karena Ketahuan Nonton Film Porno, Pelajar Ini Malah Beri Jawaban Kurang Ajar: Iri Bilang Bos

Kuota internet tersebut mereka pakai untuk bermain games. Mirisnya lagi, sang guru menemukan jejak nonton film dewasa atau porno di gawai mereka.

Dany Garjito | Evi Nur Afiah
Selasa, 09 Agustus 2022 | 16:12 WIB
Tak Terima Ditegur Guru Karena Ketahuan Nonton Film Porno, Pelajar Ini Malah Beri Jawaban Kurang Ajar: Iri Bilang Bos
Ilustrasi nonton film porno. [Shutterstock]

BeritaHits.id - Seorang guru privat membagikan pengalamannya saat mengajar anak-anak yang mengikuti pembelajaran tambahan di luar sekolah formal. Kelakuan anak-anak zaman sekarang bikin geleng-geleng kepala.

Sebagai seorang pendidik, yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara seorang guru dapat memberikan contoh  baik bagi murid-muridnya. 

Namun karena zaman sudah berkembang pesat seiring kemajuannya teknologi, hal itu dapat mempengaruhi perilaku anak-anak. Seperti murid-murid satu ini.

Bagaimana tidak, guru yang tak disebutkan namanya tersebut mengaku mendapat murid yang susah diingatkan. Sekali ditegur malah bersikap kurang ajar.

Baca Juga:NGBS Segera Dimulai, KB Bukopin Ekspansi Data Center dan Disaster Recovery Center

Curhatan guru tersebut dibagikan lewat akun Twitter dengan nama pengguna @txtdarigajelas. 

Semula guru bercerita bahwa dirinya memiliki 5 murid yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Mereka mendapat kuota internet gratis yang digunakan untuk kebutuhan proses belajar mereka tapi ternyata disalahgunakan. 

Kuota internet tersebut mereka pakai untuk bermain game Free Fire. Mirisnya lagi, sang guru menemukan jejak nonton film dewasa atau porno di gawai mereka.

"Saya cek history browsernya ada jejal dia akses (maaf) video porno," cuit guru privat dikutip Beritahits.id pada Selasa, (9/8/2022).

Dirasa tak pantas karena usia mereka masih di bawah umur, sang guru memberi 'pukulan' sebagai pelajaran kepada murid yang bandel tersebut agar tak mengulangi perbuatannya.

Baca Juga:7 Rekomendasi Drama Korea tentang Dunia Sekolah, Ada Favoritmu?

Alih-alih menyesal, murid guru tersebut justru memberi jawaban kurang ajar.

"Bukannya menyesal malah bilang 'iri bilang bos'," ungkap dia.

Komentar Warganet

Perlakuan anak-anak ini jelas tak sopan dan tidak pantas untuk ditiru. Unggahan Twitter dengan nama akun pengguna @txtdarigajelas mendapat berbagai komentar dari warganet.

"Layak disepak kepalanya sih pak," kata warganet meninggalkan komentar pada unggahan.

"Wes angel-angel ya murid zaman sekarang," kata neter.

"Kurangnya pengawasan orang tua sama anaknya main gadget terus," cuit publik.

"Gagal terdidik anaknya. Bocil zaman sekarang meresahkan," kata netizen.

"Dampak negatif teknologi yang kebablasan hitam putih perkembangan zaman," ujar warga lokal.

Kecanduan Gadget pada Usia Dini Semakin Mengkhawatirkan

Kondisi kecanduan gadget ini disebut dengan Screen Dependency Disorder (SDD). Sekitar 70 persen orang tua mengaku memang mengizinkan anak-anak mereka yang usianya 6 bulan sampai 4 tahun bermain gadget ketika mereka sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, serta sekitar 65 persen melakukan hal yang sama untuk menenangkan si anak saat berada di tempat umum.

Mengasuh anak pada zaman milenial ini memang tak mudah. Karakter mereka yang selalu ingin tahu, tak sabaran, dan kreatif agaknya membuat orang tua sedikit kewalahan. Teknologi membuat anak-anak selalu ingin dipuaskan dengan cepat. 

Orang tua anak generasi yang telah didominasi oleh kelompok milenial yang telah lebih dulu familiar dengan perkembangan teknologi.

Sikap anak yang mendapatkan asupan informasi dari internet menimbulkan kekhawatiran sendiri. Masalah seputar tumbuh kembang dan pola asuh anak menduduki posisi kedua tantangan terberat bagi orang tua.

Salah satu ciri khas dari anak dengan SDD adalah ia selalu mengambil gadget nya ketika bangun tidur dan makan di meja dengan mata terfokus kepada layar gadget.

Anak juga mengalami masalah psikologis seperti menjadi seseorang yang pendiam, sering menyendiri sering merasa kesepian karena berjam-jam menghabiskan waktu tanpa bersosialisasi dengan orang lain, menjadi lebih mudah marah dan panik, stres, bahkan sulit fokus ketika sedang belajar.

Beberapa dampak negatif pada kesehatan fisik akibat kecanduan gadget dapat membuat mata menjadi kering, penglihatan terganggu, nyeri dibagian bahu, sakit leher, serta nyeri pada jari dan pergelangan tangan.

Bahkan ada riset yang menyatakan bahwa kuman E.coli penyebab diare paling banyak ditemukan pada gadget. Hal ini terjadi karena seringnya bersentuhan dengan gadget yg lebih berisiko terkena infeksi.

Pecandu gadget sering kali begadang sehingga kualitas tidur nya berkurang. Kadang karena kesibukan orang tua dalam mengurus pekerjaan membuat anak menjadi kurang kasih sayang dan si anak pun mencari pelarian menghibur diri dengan cara bermain gadget. 

Sudah banyak terdengar kasus anak-anak yang kecanduan gadget dan mereka melakukan hal-hal yang ekstrim jika tidak diberikan gadget. Hal ini terjadi karena orang tua yang sudah membiasakan memanjakan si anak dengan memenuhi semua yang diinginkan sang anak tanpa memikirkan akibat yang akan dialami nanti.

Tetapi gadget juga tidak selalu membawa dampak negatif didalam kehidupan kita masih banyak terdapat dampak positif gadget bagi kehidupan kita seperti menambah pengetahuan, memperluas pertemanan ke penjuru dunia, dan melatih kreativitas anak .

Namun, orang tua masa kini punya cara tersendiri dalam mengasuh buah hati yang selalu ingin tahu yaitu dengan cara memberikan keleluasaan pada anak untuk mengekspresikan diri atau mencoba sesuatu yang baru. Mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu dengan sang anak dengan cara membawanya pergi jalan-jalan, berolahraga, dan masih banyak lagi.

Tidak membiasakan sang anak untuk terlalu banyak bermain gadget. Tak ada salahnya mengenalkan anak dengan yang dinamakan proses karena itu penting untuk sang anak menghadapi masa depan nya nanti agar sang anak terbiasa menghadapi kesulitan secara mandiri, tidak mudah putus asa dalam menghadapi kegagalan.

Sebisa mungkin di hadapan anak, orang tua juga tidak ikutan sibuk dengan gadgetnya. Hal yang masih menjadi tantangan terbesar bagi orang tua saat ini adalah membatasi penggunaan gadget pada anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak