Ferdinand Hutahaean Geleng-geleng Kepala Soal Anies Ganti Nama Kota Tua Jadi Batavia: Nis.. Nis

Pasalnya penamaan Batavia sangat identik dengan kaum penjajah sekaligus nama suku di Negeri orang.

Dany Garjito | Evi Nur Afiah
Senin, 12 September 2022 | 13:56 WIB
Ferdinand Hutahaean Geleng-geleng Kepala Soal Anies Ganti Nama Kota Tua Jadi Batavia: Nis.. Nis
Pegiat Media Sosial Nicho Silalahi menyentil Kaporli yang tak kunjung menggelar konferensi pers terkait kasus Ferdinand Hutahaean.

BeritaHits.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum lama ini membuka kembali kawasan Kota Tua (Kotu) dan Groundbreaking CP202 MRT Jakarta Fase 2A di Plaza BEOS Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (10/9/2022).

Pada peresmian tersebut, sang gubernur juga sekaligus mengubah Kota Tua menjadi Batavia seperti nama aslinya dulu.

Pengembalian nama Kota tua menjadi Batavia direspon dari sejumlah kalangan. Salah satunya oleh eks politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Menurut dia, seharusnya Anies Baswedan tidak mengubah nama Kota Tua jauh dari nama-nama yang ada di kawasan Jakarta. Pasalnya penamaan Batavia sangat identik dengan kaum penjajah sekaligus nama suku di Negeri orang.

Baca Juga:Tudingan Denny Siregar Salah! Hacker Bjorka Bocorkan Data Rahasia Anies Baswedan

"Kalau saya jadi Gubernur Jakarta, saya akan namai Kawasan Kota Tua itu dengan nama “KAWASAN WISATA JAYAKARTA” bukan BATAVIA yang identik dengan kaum penjajah," cuit akun Ferdinand melalui akun Twitternya @FerdinandHutah4 dikutip Beritahits.id pada Senin, (12/9/2022).

"Nis… Nis..!," lanjut dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan revitalisasi kawasan Kota Tua memadukan masa lalu dan masa depan yang diproyeksikan menjadi salah satu ikon unik pariwisata Ibu Kota.

Batavia mencerminkan masa lalu, namun konsepnya mencerminkan modern masa depan.

Dia menjelaskan masyarakat tak hanya menikmati Kota Tua yang penuh sejarah tetapi juga melihat masa depan kota modern.

Baca Juga:Denny Siregar Sentil Balik Hacker Bjorka, Minta Spill Data Anies Baswedan dan Isi WA Habib Rizieq

Menurut dia, kota modern lebih menekankan mobilitas yang rendah emisi karbon sehingga pengunjung mengandalkan transportasi umum massal di antaranya dilayani TransJakarta dan Kereta Rel Listrik atau KRL melalui Stasiun Jakarta Kota.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak