BeritaHits.id - Beredar video Youtube yang membuat klaim upaya dugaan penodongan terhadap Presiden Jokowi di Istana.
Pada cover video Youtube dengan nama pengguna REKAM JEJAK tersebut, terduga pelaku penodongan yang diduga hendak membunuh Jokowi adalah ketua PA (Presidium Alumni) 212.
Video tersebut diposting pada Minggu, (18/9/2022) lalu. Hingga artikel ini ditulis, video telah ditonton 111 ribu kali tayangan, 1 ribu komentar dan 969 disukai.
"NGERI!! DETIK-DETIK SLAMET MAARIF MELAKUKAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN TERHADAP PRESIDEN DI ISTANA!!" tulis keterangan pada unggahan dikutip Beritahit.id pada Jumat, (23/9/2022).
Baca Juga:Jalan ke Istana Ditutup Jelang Demo GNPR, Polisi Pasang 3 Lapis Barrier Beton di Patung Kuda
Pada video Youtube, pengunggah menggunakan thumbnail berupa gambar mirip Jokowi yang tengah ditodong benda tajam jenis pedang oleh pria yang diklaim sebagai mantan ketua Presidium Alumni 212, Slamet Maarif.
Di sisi lain, juga terlihat gambar seorang pria berpakaian putih sedang memegang pistol mengarah ke mantan ketua Presidium Alumni 212, Slamet Maarif.
Tertulis pada keterangan deskripsi video YouTube bahwa Ketua PA 212 tahun 2021 itu dieksekusi di istana usai melakukan dugaan penodongan terhadap Jokowi.
Benarkan Presiden Jokowi ditodong dan akan dibunuh oleh ketua PA 212?
Berdasarkan penelusuran Beritahits, informasi yang beredar di Youtube tersebut adalah hoax atau bohong.
Penjelasan
Saat ditelusuri di internet dengan kata kunci 'Presiden Jokowi Ditodong' tidak ada satu artikel yang mengarah pada peristiwa tersebut.
Video itupun tidak memuat pernyataan mengenai upaya pembunuhan terhadap Jokowi.
Video dengan durasi 8.06 menit tersebut hanya berisi narasi mengkritik kinerja Jokowi yang diklaim tidak ada prestasi menonjol.
ketua PA 212 ketika itu meminta Jokowi untuk mundur dari jabatan presiden.
Thumbnail video pria menodong senjata juga diedit menjadi wajah Slamet Maarif.
Postingan tersebut merupakan gabungan dari beberapa video.
Kesimpulan
Video Youtube yang membuat klaim upaya dugaan penodongan terhadap Presiden Jokowi di Istana adalah tidak benar.