Beredar Rekaman Cerita Pedagang Ngaku Jadi Saksi Peristiwa Kanjuruhan, Tuai Pro Kontra Publik Gegara Hal Ini

Kesaksian dari ibu penjual dawet ini menuai pro kontra dari netizen.

Dany Garjito | Dita Alvinasari
Senin, 03 Oktober 2022 | 13:25 WIB
Beredar Rekaman Cerita Pedagang Ngaku Jadi Saksi Peristiwa Kanjuruhan, Tuai Pro Kontra Publik Gegara Hal Ini
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

BeritaHits.id - Beredar di media sosial kesaksian ibu penjual dawet di dekat Stadion Kanjuruhan. Ia menceritakan keadaan para suporter dan aparat polisi yang terlibat dalam kericuhan tersebut.

Dalam kesaksiannya, ibu penjual dawet ini mengungkapkan bahwa banyak para suporter mabuk dan di bawah pengaruh obat terlarang.

Voice note (VN) mengenai kesaksian ibu-ibu tersebut banyak beredar di media sosial, salah satunya di media sosial Twitter.

Salah satu warganet mengunggah rekaman yang berisi kesaksian ibu penjual dawet tersebut.

Baca Juga:10 Tragedi Sepakbola di Indonesia Sejak 2011, Kanjuruhan Paling Berdarah

Awalnya, wanita tersebut menerangkan bahwa ricuhnya keadaan terjadi karena para suporter berdesak-desakan, saling dorong, hingga saling tendang saat ingin keluar dari stadion.

Para suporter tersebut ingin menghindar dari tembakkan gas air mata.

"Nah, gas air matanya ini sebetulnya sih nggak terlalu anu kok. Cuma ini saling dempetnya sama saling dorongnya sama saling tendangnya sesama suporter," terang penjual dawet.

Ibu-ibu ini lantas menyoroti kondisi seorang anak yang terjepit di pintu keluar stadion. Anak ini lantas diselamatkan oleh salah satu aparat.

Namun, ketika hendak menolong anak tersebut, aparat ini justru menjadi sasaran amukan suporter yang kata ibu penjual dawet ini dalam keadaan mabuk.

Baca Juga:Tragedi Kanjuruhan, Anggota DPR Sebut PT LIB Abaikan Rekomendasi Polisi: Harus Bertanggung Jawab

"Suporter sebelumnya sudah mabuk semua, yang meninggal pun banyak yang berbau alkohol. Yang saya tolong itu Mas Nawi itu ternyata juga pemabuk,"

"Lha polisi yang menolong anak terjepit, tapi dipukuli kepalanya. Kenapa saya tahu? Karena saya selamatkan di toko saya," lanjutnya.

Si ibu ini juga menerangkan bahwa jualannya juga sempat jadi sasaran amukan karena dirinya menolong aparat dan anak kecil tersebut.

Menurut pengakuan dari ibu ini, para suporter banyak yang bertingkah seperti 'jaran kepang' karena berada di bawah pengaruh minuman keras hingga obat terlarang.

"Mereka mabuk dan banyak yang konsumsi obat terlarang," ujarnya.

Di akhir kesaksiannya, penjual dawet ini menerangkan bahwa polisi ataupun suporter tidak bisa disalahkan dalam kejadian ini.

Video yang merekam kesaksian dari ibu penjual dawet ini sontak saja menuai beragam komentar dari netizen. Netizen menyoroti pernyataan bahwa kebanyakan para korban di bawah pengaruh alkohol.

"Oalah. Tadi pas denger katanya diizininnya jam malem, udah ada firasat, 'Wah kalau malem ya jamnya orang mabuk ugal-ugalan' kubilang. Ternyata bener, nggak ada orang eling yang rusuh lagi nonton hiburan. Yang jelas ini salah ada di dua belah pihak. Nggak bisa kita salahin si ini si itu," tulis netizen.

"Kenapa harus mabuk terus pakai obat-obatan segala ya. Nggak melarang, cuma ini kan menyangkut keselamatan diri sendiri sama suporter lain. Apalagi disebutin ada anak kecil. Minum es teh aja udah paling enak," tambah netizen lain.

"Tuh lagian niat suporter bola malah mabok segala ngobat apansi aneh ketimbang nyanyi yel-yel aja," ujar netizen lain.

Namun, tak sedikit pula netizen yang tak mempercayai kesaksian dari ibu penjual dawet tersebut.

"Padahal aku juga bisa suruh tante aku bikin VN kayak gini, tinggal tulis narasinya doang," komentar netizen lain.

"Seperti narasi-narasi lain yang berbentuk thread ataupun ketikan. Aku juga bisa nyuruh adik sepupuku ngarang. Yang penting dia udah dikasih pelajaran huruf a-z," kata netizen lainnya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak