BeritaHits.id - Tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur masih terngiang-ngiang bagi siapapun, khususnya penonton yang menyaksikan langsung pertandingan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu, (1/10/2022) lalu.
Kengerian tersebut sangat membekas di memori para penonton mengingat ada ratusan nyawa melayang dalam sekejap mata.
Informasi mengenai tragedi Kanjuruhan hingga kini terus bermunculan. Kesaksian demi kesaksian kian menghiasi jagat media sosial, menggambarkan bagaimana pedihnya gas air mata yang dirasakan para penonton.
Perempuan yang tidak disebutkan namanya ini turut membagikan momen tersebut. Videonya diposting kembali lewat akun Instagram dengan nama pengguna @kabarnegri.
Pada awal video, memperlihatkan kegembiraan dirinya menonton pertandingan di bangku Tribun VVIP. Dia memeriahkan pertandingan bersama satu anaknya yang masih balita dan juga sang suami. Mereka dan penonton lain tampak bahagia. Saat itu kondisi di lapangan masih adem ayem.
Setelah diujung pertandingan, semua berubah menjadi tragedi yang mengerikan. Terjadi keributan di lapangan kemudian disusul adanya tembakan gas air mata ke bangku yang diduduki.
"Ini gas air mata benar-benar sakit di mata dan hidung. Hidungku sampai sekarang rasanya masih sakit. Anakku sampai batuk-batuk," tulis narasi pada video dikutip Beritahits.id pada Kamis, (6/10/2022).
Asap gas air mata yang diduga ditembakan oleh para aparat tak bisa dihindari lagi. Dia bersama suaminya langsung menyelamatkan diri mencari perlindungan apalagi mereka membawa anak yang masih balita.
Dia lari menuju pintu keluar bersama penonton lainnya. Kemudian dia terpaksa berteriak keras sambil menggebrak-gembarakan tangan ke arah pintu agar dibukakan. Saat kejadian pintu yang akan dilewati ternyata dikunci.
"Tapi mau keluar pintu ditutup dan aku teriak. 'Pak bukain bawa anak kecil'. Akhirnya cuma kita saja yang bisa keluar, lainnya nggak boleh. Entah kenapa begitu, aku masih nggak paham," ujarnya mengenang tragedi Kanjuruhan.
"Allah kasih jalan buat aku, suami dan anakku," lanjutnya.
Dia kembali menceritakan bahwa, yang terjadi sebenarnya di stadion, bukan berawal dari suporter yang diduga ingin membuat rusuh dengan cara turun ke lapangan. Melainkan, dia melihat suporter tersebut ingin bersalaman dan peluk pemain.
"Dan akhirnya terjadilah duka mendalam ini," tuturnya.
Seperti diketahui, ratusan suporter Arema FC meninggal dunia pasca laga melawan Persebaya Surabaya di lanjutan Liga 1, Sabtu 1 Oktober 2022.
Peristiwa naas yang terjadi di stadion kanjuruhan Malang itu menelan ratusan korban jiwa, dua di antaranya petugas kepolisian.
Tim penyidik Bareskrim dan Polda Jawa Timur sejauh ini telah memeriksa 29 orang saksi dengan rincian 23 anggota Polri yang bertugas langsung dalam pengamanan di Stadion Kanjuruhan dan enam saksi dari Panitia Pelaksana yaitu Direktur PT LIB, Presiden PSSI Jawa Timur, Ketua Panpel Arema FC dan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan sejumlah perkembangan penyidikan terkait kasus di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Polri menaikan status tragedi kanjuruhan dari penyelidikan menjadi penyidikan.