Cek Menstruasi hingga Larang Siswa Nasrani Pakai Ruangan, Kepala SMA N 1 Malang Didemo Siswa

Wanita merupakan alumni dari sekolahan tersebut.

Dany Garjito | Evi Nur Afiah
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 16:00 WIB
Cek Menstruasi hingga Larang Siswa Nasrani Pakai Ruangan, Kepala SMA N 1 Malang Didemo Siswa
Siswa SMA di Malang demo minta kepala sekolahnya mundur [Foto: Instagram]

BeritaHits.id - Ratusan pelajar SMA Negeri 1 Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur melakukan demo menuntut kepala sekolah mereka mundur, Senin (17/10/2022) lalu.

Para siswa menilai kepala sekolah (Kepsek) Eny Dwi Retnowati arogan dan tidak pantas memimpin sekolah itu.

Teranyar, seorang wanita juga membongkar arogansi sang kepsek di media sosial. Videonya dibagikan ulang lewat akun Instagram @terang_media.

"Disclaimer, berita yang dipaparkan, aku dapatkan langsung dari orang-orang yang berhubungan di SMA N 1 Turen," kata wanita tersebut dikutip Beritahits.id pada Jumat, (21/10/2022).

Baca Juga:Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Lagi Jadi 134 Orang, Desakan Ketum PSSI Mundur Makin Kuat

Wanita yang tidak menyebutkan namanya ini mengaku, dirinya merupakan alumni dari sekolahan tersebut. 

Ada beberapa alasan mengapa sang kepsek sampai didemo para siswanya. Demo tersebut dilatarbelakangi oleh sikap kepala sekolah yang dinilai arogan dan anti kritik.

Cek Menstruasi

Berdasarkan pengakuannya, sekolahan tersebut menerapkan Salat Dhuha setiap Jumat. Namun, kebijakan sang kepsek itu dinilai tidak manusiawi lantaran siswi yang berhalangan (menstruasi) akan diperiksa secara langsung dengan meraba area kewanitaan.

Intoleran

Baca Juga:Segudang Krisis yang Menghantam Inggris hingga Dorong PM Liz Truss Memutuskan Mundur

Eny Dwi Retnowati selaku kepsek SMA N 1 Turen juga merupakan sosok yang intoleran. Pasalnya, ia menolak ada kegiatan siswa nasrani yang meminjam ruangan.

"Anak-anak nasrani pernah meminjam ruangan acara keagamaan tapi tidak diizinkan," ujarnya.

Pelit

Tidak hanya intoleran, sang kepsek juga sangat pelit dengan uang. Padahal uang tersebut dipakai untuk kegiatan operasional siswa seperti lomba sampai dengan acara wisuda. 

Bahkan ketika ada rapat wali murid, kepsek tidak memberi konsumsi sama sekali sekedar air putih pun tidak ada.

Skors Siswa

Kegondokan yang sudah memuncak adalah ketika sang kepsek menskors salah satu siswa karena masalah sepele. Siswa tersebut telah menyembunyikan helm temannya dan sudah berakhir damai tapi kepsek tetap menskor siswa tersebut.

"Ini arogansi kepsek ditumpuk dan akhirnya meluap," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak