BeritaHits.id - Serangan besar-besaran dan mendadak dari kelompok Hamas di Gaza Palestina pada Sabtu, (8/10/2023)ke Israel mengundang atensi dunia.
Konflik Israel dan kelompok Palestina bersenjata Hamas itu samakain memanas usaimenewaskan hampir 1.000 orang dalam waktu sehari.
Lalu, siapa kelompok Hamas?
Melansir dari Aljazeera, Hamas sendiri merupakan singkatan dari Gerakan Perlawanan Islam dan dalam bahasa Arab yang berarti semangat.
Baca Juga:Perempuan yang Jasadnya Diarak Telanjang oleh Hamas di Gaza Ternyata Warga Jerman
Kelompok ini secara politis menguasai Jalur Gaza yang berkuasa sejak 2007 usai perang singkat melawan pasukan Fatah yang setia kepada Presiden Mahmoud Abbas, kepala Otoritas Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Gerakan Hamas sendiri didirikan di Gaza pada tahun 1987 oleh seorang imam, yakni Sheikh Ahmed Yasin, dan ajudannya Abdul Aziz al-Rantissi.
Syeikh Ahmed Yassin sendiri meninggal pada 19 tahun lalu dalam serangan rudal helikopter Apache Israel, pada 22 Maret 2004 Subuh.
Usai didirikan, tak lama kemudian Hamas memulai Intifadah atau perlawanan melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Gerakan ini dimulai sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Mesir dan membentuk sayap militer, Brigade Izz al-Din al-Qassam untuk melakukan perjuangan bersenjata melawan Israel dengan tujuan membebaskan Palestina.
Baca Juga:Iran Mendadak Telepon Taliban: Saudaraku Mari Kita Bebaskan Palestina dan Al Aqsa
Kelompok ini juga menawarkan program kesejahteraan sosial kepada warga Palestina yang menjadi korban pendudukan Israel.
Prinsip Hamas dan Pendukungnya
Hamas tidak mengakui kenegaraan Israel, namun menerima negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967.
“Kami tidak akan melepaskan satu inci pun tanah air Palestina, apa pun tekanan yang terjadi saat ini dan berapa pun lamanya pendudukan,” kata Khaled Meshaal, pemimpin kelompok Hamas di pengasingan pada tahun 2017.
Hamas dengan keras menentang perjanjian perdamaian Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan PLO pada pertengahan tahun 1990-an.
Hamas didukung oleh Iran, Suriah dan kelompok Hizbullah di Lebanon. Kelompok ini menentang kebijakan AS terhadap Timur Tengah dan Israel.