BeritaHits.id - Pro dan kontra kematian Wayan Mirna Salihin akibat racun sianida kembali menjadi pembicaraan panas belakangan ini. Salah satu yang tidak memercayai kematian Mirna akibat sianida adalah ahli forensik dr Djaja Surya Atmadja.
Dokter Djaja menekankan bahwa jenazah orang meninggal akibat racun sianida biasanya berwarna merah alias cherry red, tetapi kondisi berbeda ditemui pada Mirna yang kulitnya membiru. Namun hal ini dibantah oleh jaksa Sandhy Handika yang terlibat dalam perkara tersebut.
Dilihat di podcast-nya bersama Denny Sumargo, Sandhy lalu menekankan bahwa pihaknya berpatokan pada berkas perkara. “Ada saksi namanya Amelia, itu BAP-nya dibacakan, dan dia itu kalau nggak salah sebagai dokter atau staf di rumah sakit, bahwa pada saat dia melihat mayat Mirna itu mukanya cherry red sebenarnya,” kata Sandhy.
“Saya lupa berapa jam (setelah kematian), tapi itu di BAP ada dan dibacakan di persidangan, bahwa saksi itu melihat mayat Mirna cherry red,” imbuhnya sambil menambahkan bahwa saksi bernama Amelia ini tidak dihadirkan di persidangan.
Karena itulah, Sandhy tidak menepis bahwa memang ada perbedaan keterangan antara Amelia dengan dr Djaja. Lalu ditambahkan pula oleh Prof Eddy Hiariej, bahwa dr Djaja bukanlah dokter yang bertugas memeriksa jenazah Mirna.
Itulah salah satu alasan yang mendasari keyakinan jaksa bahwa Mirna memang dibunuh dengan racun sianida. Sedangkan perihal perbedaan warna jenazah seperti yang disampaikan dr Djaja dan Mirna, menurut Sandhy, kemungkinan cuma karena perbedaan pencahayaan.
“Bisa jadi pencahayaannya beda,” celetuk Sandhy.
Kasus kopi sianida yang berujung membuat Jessica Kumala Wongso divonis 20 tahun penjara ini kembali mencuat setelah rilisnya film dokumenter bertajuk “Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso” di layanan streaming Netflix.
Film dokumenter itu juga belakangan membuat pendapat warganet terbelah, di mana sebagian pihak kemudian meyakini Jessica bukanlah pembunuh Mirna.
Baca Juga:Profil Ahli Toksikologi Australia Michael Robertson yang Bantah Mirna Salihin Diracun Sianida