Pada masa Orde Baru (Orba) ada sebuah ungkapan Harmokoisme atau "atas petunjuk bapak". Artinya bukan saja membela, mendukung rezim Soeharto.
Tapi juga mengkultuskan kepemimpinan Presiden Soeharto dengan membuat manipulasi untuk menyanjungnya. Kemudian seketika berbalik, Soeharto dibongkar kesalahannya dan dituntut.
Sosok yang dimaksud dalam ungkapan Harmokoisme adalah Menteri Penerangan Republik Indonesia pada era Orde Baru, Harmoko.
Menjelang Pemilihan tahun 1998 silam, saat Presiden Soeharto berniat mundur, Harmoko tetap mendukungnya untuk melanjutkan pemerintahan.
Baca Juga:Profil Titiek Soeharto, Temui Mantan Suami di Rumah Malam-malam Sehari Sebelum Ulang Tahun, Ada Apa?
Namun, setelah kembali terpilih ternyata gejolak akibat dari krisis moneter saat itu semakin menjadi, hingga terjadi kerusuhan Mei 1998.
Pada 18 Mei 1998 hal tak terduga terjadi. Harmoko secara tiba-tiba mengeluarkan keterangan pers dan meminta Presiden Soeharto mundur.
Sejak saat itu muncul ketegangan antara keluarga Cendana Soeharto dan Harmoko sehingga mereka tidak pernah bertatap muka lagi hingga tahun 2008.
Sebelum Soeharto meninggal, Harmoko sempat menjenguknya di RSPP dan itu menjadi pertemuan terakhirnya bersama mantan Presiden kedua Republik Indonesia.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Baca Juga:Putusan MK Harus Ditindaklanjuti di DPR, PDIP: Untuk Menjawab Politik Dinasti Jokowi