Isu Gibran 'Digolkarkan' Demi Jadi Cawapres Prabowo, Megawati: Saya Biasa Ditusuk dari Belakang

MK memastikan capres-cawapres harus berusia minimal 40 tahun tetapi pengecualian untuk yang pernah atau sedang menjadi kepala daerah.

Chyntia Sami Bhayangkara | Elvariza Opita
Rabu, 18 Oktober 2023 | 11:05 WIB
Isu Gibran 'Digolkarkan' Demi Jadi Cawapres Prabowo, Megawati: Saya Biasa Ditusuk dari Belakang
Gibran Rakabuming Raka dan Megawati Soekarnoputri. (Twitter.com/@gibran_tweet)

BeritaHits.id - Mahkamah Konstitusi dianggap telah menggelar karpet merah untuk Gibran Rakabuming Raka melenggang ke Pilpres 2024. Pasalnya MK mengizinkan kepala daerah di bawah usia 40 tahun untuk menjadi capres-cawapres.

Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP Muhammad Romahurmuziy turut mengamini potensi ini dan secara spesifik menyebut kemungkinan Gibran menjadi cawapres Prabowo Subianto. Hal ini diungkap Rommy di podcast-nya bersama Zulfan Lindan.

“Jika tidak berubah, maka malam ini Pak Prabowo akan mengumpulkan seluruh ketua umum partai politik pengusungnya untuk mengambil keputusan mengangkat Mas Gibran sebagai calon wakil presiden,” ujar Rommy, dikutip pada Rabu (18/10/2023).

“Apa yang akan berubah? Mas Gibran yang tadinya kader PDI Perjuangan, berangkat menjadi wali kota, putra dari presiden kita yang lima kali mendapat privilese menjadi pejabat publik lewat PDI Perjuangan, akan keluar dari PDI Perjuangan,” lanjutnya.

Baca Juga:PDIP Segera Umumkan Cawapres Ganjar Pranowo di Rabu Pahing, Bagaimana Artinya?

Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurmuziy alias Rommy. [suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurmuziy alias Rommy. [suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

Tak hanya itu, Rommy mengaku mendapat bocoran ke partai mana Gibran akan berlabuh. “Bahkan saya mendapat informasi Mas Gibran akan masuk Partai Golkar, karena itu merupakan syarat dari Partai Golkar sebagai partai terbesar di koalisi itu, tentu ini akan menimbulkan ketegangan antara Partai Golkar dan PDI Perjuangan karena ada ‘pembajakan’,” ucapnya.

Meski begitu, Rommy yang berasal dari partai koalisi PDIP mengklaim bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri belum mengadakan pertemuan terkait putusan MK tersebut. Namun Zulfan Lindan dan Rommy meyakini Megawati akan menunjukkan perlawanan walau ada kadernya yang membelot.

“Ibu itu nggak bisa ditekan-tekan,” kata Rommy.

“Dan tidak ada kata-kata mundur. Kalau Ibu Mega sudah ngomong gitu, bahaya. Dan Ibu Mega punya pengalaman melawan orde baru,” sambung Zulfan.

Keduanya lantas mengaitkan sikap Megawati dengan pengalaman hidupnya sebagai anak Soekarno.

Baca Juga:Gibran Dipastikan Batal Bertemu dengan Hasto Kristiyanto, Lebih Penting Umumkan Bakal Cawapres Pendamping Ganjar


“Sehingga dalam satu kesempatan kalau beliau mengatakan bahwa, ‘Saya ini sudah biasa ditusuk dari belakang, dilawan oleh orang yang saya besarkan’, saya kira itu adalah hal-hal yang biasa dan kita lihat dalam sejarahnya memang ada,” terang Rommy.

Megawati memang pernah menyinggung soal pengkhianatan ini di pidato sambutan pembukaan Kongres IV PDIP di Denpasar, Bali pada 9 April 2015 lalu.

“Walaupun banyak pengkhianatan, bahkan ditusuk dari belakang karena ambisi politik yang berwatak kekuasaan, alhamdulillah, saya bertahan karena Allah. Kuncinya satu, politik kejujuran dan memegang teguh prinsip,” tutur Megawati, dikutip dari Suara.com.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak